Jakarta (ANTARA) -
Dokter spesialis rehabiltasi medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dr. Steven Setiono Sp.KFR Subs N.M(K) mengatakan latihan secara rutin baik di rumah maupun di rumah sakit sangat penting untuk mengembalikan fungsi tubuh usai terserang stroke.
 
“Obat paling penting untuk stroke dan pemulihan fungsi adalah latihan. Nggak ada obat yang bisa mengembalikan fungsi, satu-satunya yang bisa mengembalikan fungsi adalah digunakan dan latihan,” kata Steven dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
 
Steven mengatakan, penanganan stroke yang paling penting setelah pengobatan medis adalah pengembalian fungsi tubuh. Pasien yang terkena serangan stroke biasanya mengalami kelemahan di satu sisi, mulut mencong dan berbicara pelo.
 
Hilangnya beberapa fungsi tubuh disebabkan karena ada bagian jaringan otak yang rusak yang berfungsi untuk menggerakkan anggota tubuh yang terkena stroke baik itu sumbatan maupun perdarahan.
Penanganan yang cepat ke rumah sakit akan meminimalkan cedera di jaringan otak sehingga tidak sulit untuk mengembalikan fungsi tubuhnya seperti sedia kala.
 
“Karena semakin lama kita ke rumah sakit, semakin lama kita ditangani, jaringan otaknya itu makin banyak yang cedera. Dan jaringan otak yang semakin banyak yang cedera atau mati ini akan berkaitan dengan fungsi juga akan makin menurun. Jadi memang pertama itu, secepat mungkin ke rumah sakit sehingga otaknya jangan banyak rusak,” katanya.
 
Latihan yang diberikan dokter rehabilitasi medik tergantung dari fungsi apa yang ingin diperbaiki, seperti melatih fungsi tangan, jalan, menelan, atau bicara.
 
Steven mengatakan pemulihan tidak hanya dilakukan di rumah sakit tapi juga harus dilakukan secara intens di rumah oleh pasien agar fungsi tubuh kembali normal lebih cepat.
 
Perbaikan fungsi tubuh akan terlihat signifikan jika latihan dilakukan rutin selama satu sampai tiga bulan pertama rehabilitasi. Steven juga menyarankan sesering mungkin untuk mengulang gerakan sehari-hari agar otak juga memulihkan diri pasca serangan stroke.
 
“Jadi, walaupun kita belum sempurna, kita tetap harus mencoba terus, melakukan repetisi berulang-ulang. Di ulang-ulang, jadinya gerakannya jelek, semakin lama gerakannya akan lebih bagus, karena otaknya berusaha memulihkan diri. Biasanya dikasih waktunya sehari tiga kali, diantaranya mungkin dengan intensitas lebih ringan,” jelas Steven.
 
Selain sering latihan, Steven juga mengingatkan untuk mengontrol faktor risiko stroke seperti darah tinggi, diabetes melitus dan kolesterol tinggi serta vitamin agar tidak terjadi stroke berulang.
 
Stroke yang berulang bisa menyebabkan kerusakan jaringan otak yang lebih parah dan menyebabkan gangguan fungsionalnya yang semakin sulit diatasi.
 
JIka memiliki gejala stroke Steven menyarankan untuk secepatnya ke rumah sakit untuk menyelamatkan jaringan otak sebanyak mungkin dan lakukan latihan gerakan secara rutin agar pemulihan meningkat signifikan.

Baca juga: Perawat: Dukungan keluarga penting untuk pemulihan pasien stroke

Baca juga: Kenali keluhan vertigo mendadak yang mengarah pada gejala stroke

Baca juga: Kasus stroke meningkat, RS PON kembangkan Brain Check Up deteksi dini

 

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024