Tripoli, Lebanon (ANTARA News) - Sebelas orang tewas di kota Lebanon utara, Tripoli, pada Jumat dalam bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Reuters mengutip sumber dari kalangan aparat dan medis yang mengatakan  kekerasan itu juga memicu bentrokan dengan tentara Lebanon.

Peristiwa tersebut menjadi hari paling mematikan di kota pelabuhan Mediterania tersebut.

Tripoli Lebanon sudah kena imbas kekerasan sejak konflik dimulai di dalam negara tetangga mereka, Suriah, tiga tahun lalu.

Dua puluh tujuh orang telah tewas dalam pekan lalu, sumber itu mengatakan.

Tripoli, seperti kebanyakan kota di Lebanon, terbagi bersama garis sektarian dan hanya 50 km (30 mil) dari perbatasan Suriah.

Mayoritas Muslim Sunni, yang mendukung para pemberontak Suriah, sering kali berbenturan dengan minoritas Alawit dari sekte Assad.

Tujuh orang ditembak mati pada Jumat, termasuk orang-orang bersenjata dan warga sipil, salah satunya seorang pria tua.

Sebagian ditembak oleh penembak jitu tetapi beberapa orang bersenjata tewas dalam bentrokan dengan tentara, kata sumber itu.

Empat orang yang terluka dalam bentrokan sebelumnya meninggal, termasuk dua orang bersenjata yang terkena tembakan dalam bentrokan semalam antara para pejuang dari distrik Sunni dari Bab al-Tabbaneh dan Lingkungan Alawit dari Jebel Mohsen, kata sumber tersebut.

Populasi Lebanon terpecah selama perang Suriah.

Gerakan militan Syiah dan gerakan politik Hizbullah dan sekutu-sekutunya mendukung Bashar, sementara banyak Sunni di negara itu mendukung pemberontak.

Sunni Tripoli dan Alawi telah bentrok sporadis selama beberapa dekade dan  konflik Suriah memperburuk ketegangan.,

Masing-masing pihak saling menuduh dan menggunakan kota itu sebagai pangkalan untuk pengiriman pejuang dan senjata keluar dan masuk Suriah .

(Uu.H-AK)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014