Lirik lagu Ten ditulis dalam bahasa Teuwa, bahasa tua dari Yamahaipate, Negeri Ulahahan, di Pulau Seram, Maluku

Ambon (ANTARA) - Band Archa asal Ambon meluncurkan lagu terbarunya yang berjudul Ten, dengan mengangkat kultural Maluku dalam lirik dan musiknya.

“Lagu Ten mengambil bentuk pertanyaan reflektif. Berangkat dari kesadaran kultural, lagu ini dengan sadar mengajak manusia untuk memandang jauh ke masa mendatang,” kata Pencipta musik Ten Delon Imlabla, di Ambon, Minggu.

Ia mengatakan lirik lagu Ten ditulis dalam bahasa Teuwa, bahasa tua dari Yamahaipate, Negeri Ulahahan, di Pulau Seram, Maluku. Lagu ini ditulis Alm. Chalvin Papilaya, penulis dan penyair asal Maluku.

“Dalam terjemahan bahasa Indonesia yang ia tinggalkan, ada beberapa kata dan frasa tetap disalinnya dalam bahasa Teuwa, setelah kami cerita dengan adik dan sahabat Chalvin yang menemaninya selama di Ulahahan, Archa mendapat kejelasan tentang artinya,” ujarnya.

Ia mengaku Archa mempunyai visi mengangkat tema atau isu yang genting seperti, material/spiritual, konflik manusia, kelautan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

“Chalvin telah tiada, tetapi keprihatinannya kuat pada sejarah Maluku,” katanya menambahkan.

Delon berharap, Archa terus berkarya dan dapat membuat banyak album dengan mengangkat budaya Maluku.

“Ada puisi Chalvin sekitar tujuh. Mungkin setelah ini kita akan merekam lagu dari puisinya yang lain juga,” katanya.

Baca juga: Barry Likumahuwa masukkan unsur tradisi di lagu "Nona Manis"
Baca juga: MBWO balut budaya Maluku lewat orkestra

Sementara itu, Akademisi musik gereja Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon Wendy J. Latusawaule mengatakan lagu Ten adalah lagu yang menggabungkan unsur-unsur tradisional Maluku dengan gaya modern.

“Lagu ini menciptakan harmoni unik yang menonjolkan kekayaan budaya daerah tersebut. Peluncuran ini diharapkan dapat memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya Maluku kepada pendengar yang lebih luas,” kata Wendy.

Ia juga berharap, lagu Archa dapat dibawakan secara langsung pada acara-acara di Kota Ambon.

Menurutnya, lagu tersebut dapat mengedukasi masyarakat terutama generasi muda dalam menjaga warisan budaya Maluku.

Kemasan musik ini dibawakan secara modern tetapi dia tetap memakai bahasa atau budaya Maluku di dalamnya.

"Oleh karena itu, kita berharap musik di Maluku dapat menjadi edukasi dan tidak melulu lagu yang dipakai anak-anak muda untuk menggalau,” ucapnya.

Ten adalah lagu pertama yang diluncurkan Archa yang mengutamakan kekuatan vokal dengan lirik dalam bahasa-bahasa tanah di Maluku sebagai bahan garapan untuk memenuhi ruang dengan bunyi-bunyi yang disebut dengan “musik spiritual”. Ten artinya menangis, dan itulah nyanyian pertama semua anak manusia.

Pewarta: Winda Herman
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024