Saya tidak memberikan forward guidance ya. Yang jelas BI memiliki banyak instrumen, antara lain instrumen nilai tukar, tingkat bunga atau policy rate,"Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia belum menetapkan kebijakan tertentu untuk merespons rencana Bank Sentral Amerika The Fed yang akan menaikkan suku bunga setelah kebijakan penghentian stimulus moneter (tapering off) usai.
"Saya tidak memberikan forward guidance ya. Yang jelas BI memiliki banyak instrumen, antara lain instrumen nilai tukar, tingkat bunga atau policy rate," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.
Agus menuturkan, kebijakan yang akan ditempuh BI baik kebijakan moneter maupun makroprudensial yang tergantung pada dinamika perekonomian domestik dan global. Namun, untuk tahun ini Agus menegaskan pihaknya akan jalankan kebijakan ekonomi ketat.
"Sikap saya, seperti hasil Rapat Dewan Gubernur (13/3) yang secara umum mengatakan bahwa ekonomi kita di 2014 akan masih ketat," kata Agus.
Ia menilai, pada tahun ini perekonomian di tingkat global masih akan terjadi risk-on dan risk-off (RoRo). Ia juga mengapresiasi "forward guidance" yang dinyatakan oleh Chairman The Fed.
"Kami menyambut baik forward guidance yang diberikan oleh Janet Yellen (Chairman The Fed). Karena dia jelas menyampaikan kalau nanti tapering sudah selesai, enam bulan yang akan datang, tingkat bunga (Fed Rate) akan disesuaikan," ujar Agus.
Agus memperkirakan, Fed Rate pada akhir 2015 akan mencapai 1 persen, sedangkan pada akhir 2016 bisa mencapai 2,5 persen.
"BI akan memperhatikan perkembangan global dan domestik dan tentu kami akan merespons dalam bentuk kebijakan yang meliputi semua instrumen-instrumen moneter, termasuk makroprudensial," kata Agus.
Sebelumnya, The Fed kembali memangkas program stimulusnya sebesar 10 miliar dolar AS pada Rabu, meskipun ekonomi AS baru-baru ini melambat.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengurangi pengeluaran stimulus menjadi 55 miliar dolar AS per bulan, mengatakan ekonomi yang lebih luas memiliki "kekuatan yang mendasari yang cukup" untuk terus mendukungan perbaikan di pasar tenaga kerja.
Tetapi ketua baru The Fed Janet Yellen mengatakan bahwa bank sentral masih belum memperkirakan kenaikan tingkat suku bunga acuannya atau suku bunga "fed funds" hingga tahun depan, selama angka
pengangguran masih terlalu tinggi dan inflasi terkendali dengan baik. (*)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014