Dalam pernyataan tertulis dikeluarkan di Putrajaya, Minggu, Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) mengatakan secara prinsip Malaysia senantiasa memperjuangkan keamanan dan kestabilan serta kepatuhan terhadap hukum internasional.
Dalam konteks itu, pernyataan itu menyebutkan bahwa Malaysia menyokong perundingan damai yang sedang dijalankan oleh AS, Mesir dan Qatar.
Malaysia berharap perbincangan pada Kamis (15/8) akan membuahkan hasil yang positif guna menghindari konflik yang semakin meruncing dan mencapai penyelesaian secara damai.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa Malaysia mendesak semua pihak untuk terus fokus, berkomitmen dan menghormati proses perdamaian. Malaysia sekali lagi menuntut agar pembunuhan dan kekejaman dihentikan, gencatan senjata segera dan tetap dilaksanakan, bantuan kemanusiaan disalurkan tanpa halangan ke Gaza, dan Palestina diterima sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sokongan teguh dan solidaritas Malaysia dengan rakyat Palestina, termasuk hak mereka untuk menentukan nasib şendiri, dan pembentukan negara merdeka yang berdaulat berdasarkan perbatasan sebelum 1967, dengan Baitulmaqdis Timur sebagai ibu kotanya.
Laporan Sputnik menyebutkan Uni Eropa (UE) telah bergabung dengan AS, Mesir dan Qatar dalam menyeru Israel dan gerakan Palestina Hamas untuk sepakat melakukan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi mengatakan Mesir, Qatar dan AS mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Israel dan Hamas harus melanjutkan pembicaraan gencatan senjata pada 14-15 Agustus. Dan para pemimpin tiga negara tersebut menyatakan siap memberikan usulan akhir untuk mencapai gencatan senjata.
Baca juga: Malaysia kutuk keras serangan kejam Israel ke sekolah di Gaza
Baca juga: Malaysia kecam serangan Israel ke kamp pengungsi Nuseirat
Baca juga: Malaysia serukan gencatan senjata permanen dan efektif di Gaza
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
