Jakarta (ANTARA News) - Realiasi penyaluran beras bantuan untuk rakyat miskin (Raskin) yang dilakukan oleh Perum Bulog untuk tahun ini hingga 14 September 2006 baru mencapai 90 persen dari sasaran yang ditetapkan atau 1,1 juta ton dari 1,6 juta ton. Direktur Keuangan Bulog, Saean di Jakarta, Senin menyatakan, dengan realisasi penyaluran sebesar itu maka hingga saat ini masih terdapat sisa beras untuk Raskin sebanyak 473 ribu ton yang belum tersalurkan. "Belum tersalurkannya seluruh beras Raskin tersebut disebabkan adanya sejumlah hambatan dalam pelaksanaan penyaluran di daerah," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat antara jajaran BUMN dengan Komisi VI DPR RI. Beberapa hambatan dalam penyaluran Raskin tersebut, tambahnya, keterbatasan pagu alokasi beras untuk seluruh rakyat miskin, keadaan geografis antara tempat tinggal penduduk miskin dengan titik distribusi beras Raskin. Selain itu, belum semua pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk penyaluran distribusi Raskin dari titik distribusi yang berjumlah 46 ribu di seluruh Indonesia ke penduduk yang berhak menerima bantuan tersebut. Saean menyatakan, untuk 2006 bantuan beras Raskin disalurkan kepada 10,8 juta kepala keluarga (KK) namun demikian penerima manfaat bantuan tersebut diperkirakan lebih dari 11 juta KK. Sementara itu menyinggung anggaran subsidi Raskin untuk 2007 dia menyatakan, Bulog mengajukan sebesar Rp6,76 triliun terdiri dari subsidi Raskin Rp6,46 triliun dan biaya perawatan Rp300 miliar jumlah penerima bantuan sebanyak 15,8 juta rumah tangga miskin (RTM). Pada Rapat Dengar Pendapat antara KaBulog dengan Komisi IV DPR RI 5 September 2006 lalu, untuk 2006 disepakati subsidi Raskin bagi 10,83 juta KK sebanyak Rp5,57 triliun terdiri dari subsidi raskin Rp5,27 triliun dan anggaran perawatan Rp300 miliar. Menyinggung cadangan beras pemerintah (CBP) 2006, Direktur Keuangan Bulog menyatakan, setelah disalurkan untuk berbagai keperluan seperti bencana alam sebanyak 127.838 ton maka saat ini tinggal tersisa 222.162 ton. "Untuk pengadaan CBP 2007 kita mengusulkan sebanyak 350 ribu ton dengan subsidi sebesar Rp1,49 triliun," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006