Moskow (ANTARA) - Kementerian Situasi Darurat Rusia mengatakan bahwa lebih dari 76.000 penduduk dievakuasi dari wilayah Kursk yang menjadi arena pertempuran dengan pasukan Ukraina.
Juru Bicara Kementerian Artyom Sharov dalam konferensi pers di Kursk, Sabtu, menyampaikan penduduk permukiman yang terletak di dekat perbatasan dengan Ukraina dan daerah tempat bentrokan sedang berlangsung ditempatkan di tempat penampungan sementara.
Ia mengatakan sebanyak 60 titik akomodasi sementara bagi penduduk yang meninggalkan wilayah yang berbatasan dengan Ukraina telah disiapkan di delapan wilayah, termasuk Kursk.
Sepanjang malam pada 5-6 Agustus, Ukraina mengintensifkan penembakan di wilayah Kursk. Serangan artileri tersebut diikuti oleh serbuan infanteri Ukraina yang didukung oleh tank dan kendaraan lapis baja, di dekat kota Sudzha.
Kemudian pada Jumat malam, wilayah Lipetsk Rusia yang berdekatan dengan Kursk mengalami serangan pesawat nirawak besar-besaran yang menewaskan satu orang, membakar lapangan terbang militer, serta merusak infrastruktur energi, menurut pihak berwenang.
Pihak berwenang di wilayah Kursk mengatakan pada Jumat bahwa lima warga sipil, termasuk seorang paramedis, seorang pengemudi ambulans, dan seorang wanita hamil berusia 24 tahun, tewas. Selain itu, 66 lainnya, termasuk enam anak-anak, terluka dalam serangan Ukraina.
Adapun pada Sabtu pagi, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pertempuran di wilayah Kursk terus berlanjut dengan menekankan bahwa angkatan udara Rusia melakukan serangan terhadap posisi-posisi Ukraina dan terlibat dalam pertempuran dengan unit tank.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Rusia umumkan keadaan darurat di Kursk karena bentrokan dengan Ukraina
Baca juga: Rusia serang gudang amunisi dan pasukan Ukraina di Kharkov
Baca juga: Rusia 'tegas' sangkal 'tuduhan serangan' terhadap rumah sakit di Kiev
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024