Moskow (ANTARA) - Masyarakat Inggris turun ke jalan pada Sabtu untuk mengikuti unjuk rasa anti rasisme sebagai aksi tandingan terhadap demonstrasi kelompok sayap kanan yang menimbulkan kerusuhan, menurut laporan Sky News.
Media itu sebelumnya melaporkan bahwa unjuk rasa anti rasisme tersebut akan berlangsung di sejumlah kota di Inggris.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Jumat (9/8) meminta aparat keamanan tetap bersiaga tinggi akhir pekan ini untuk mengantisipasi kerusuhan berlanjut.
Aksi tandingan pertama pada Sabtu berlangsung di Newcastle. Di kota itu, para pengunjuk rasa membawa poster-poster bertuliskan "Pengungsi Diterima, Hentikan Ekstrem Kanan".
Sedikitnya 22 aksi anti rasisme bakal digelar di kota-kota seperti London, Manchester, Birmingham, Portsmouth, Cardiff, dan lainnya, menurut laporan media itu.
Tiga bocah tewas dan beberapa lainnya terluka dalam insiden penikaman di sebuah klub dansa anak-anak di Southport pada 29 Juli.
Polisi kemudian menahan seorang remaja laki-laki 17 tahun dan menuntutnya dengan tiga tuduhan pembunuhan dan 10 tuduhan percobaan pembunuhan.
Aksi-aksi protes sebagai reaksi terhadap insiden itu berubah menjadi bentrokan dan kerusuhan, setelah muncul kabar bahwa bahwa sang pelaku merupakan pengungsi. Belakangan diketahui bahwa remaja itu adalah keturunan Rwanda yang lahir di Wales.
Pihak berwenang Inggris telah tiga kali menggelar pertemuan dengan COBRA, komite pemerintah yang kerap dipanggil saat terjadi keadaan darurat.
PM Starmer berjanji untuk menambah jumlah polisi di jalan-jalan, mempercepat proses hukum terhadap perusuh, dan menuntut para penghasut yang memprovokasi masyarakat lewat media sosial.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Sebanyak 483 orang ditangkap, 149 didakwa dalam kerusuhan di Inggris
Baca juga: Kerusuhan ekstrem kanan dibalas unjuk rasa anti-rasisme di Inggris
Tersulut hoaks, kerusuhan bernuansa SARA di Inggris meluas
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024