Diluncurkan 8 Oktober 2009 dan dimiliki oleh perusahaan satelit AS DigitalGlobe, WorldView-2 menyediakan pencitraan dengan resolusi sampai 50 cm.
Satelit ini menangkap citra-citra baru dari tempat mana pun di dunia setiap 1,1 hari (1 hari, 2 jam dan 24 menit).
Salah satu dari empat satelit DigitalGlobe ini memiliki berat 2.800 kg, beroperasi pada ketinggian 770 km, dan mampu mengumpulkan hampir 1 juta km persegi citra dalam sehari, yang kemudian disalurkan kepada mereka yang membayar akses pencitraan DigitalGlobe.
Jumat ini DigitalGlobe mengonfirmasikan bahwa mereka adalah salah satu yang memberi Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) mengenai citra-citra satelit yang ditangkap 16 Maret dan menunjukkan dua objek di Samudera Hindia.
"Kami dikabari seorang pejabat pemerintah Australia bahwa adalah gambar kami yang disebut Perdana Menteri (Tony) Abbott dalam pidatonya di parlemen," kata DigitalGlobe.
"Bekerjasama dengan para pelanggan kami, DigitalGlobe melanjutkan untuk menugaskan satelit-satelit kami mengumpulkan citra dari satu area luas yang termasuk perairan di mana kemungkinan puing teridentifikasi."
Satu petunjuk bahwa satelit DigitalGlobe telah digunakan tersirat dari pernyataan AMSA saat jumpa pers kemarin yang mengatakan DigitalGlobe menguasai hak cipta dari citra-citra tersebut.
DitgitalGlobe menolak mengomentari apakah puing-puing itu ditangkap oleh para analis DigitalGlobe, analis pemerintah atau pengguna Internet yang berperan serta dalam upaya crowdsourcing yang diluncurkan perusahaan itu guna memastikan letak pesawat tersebut.
DigitalGlobe hanya mengatakan citra-citra itu ditangkap 16 Maret lalu oleh satelit Worldview-2 milik perusahannya pada resolusi sekitar 50 cm. Perusahaan ini terus mengumpulkan citra di atas area itu di mana kemungkinan puing terpetakan.
DigitalGlobe mengaku telah mengumpulkan gambar di sebuah area lebih luas dibandingkan area pencarian resmi, dengan memfokuskan upaya kepada relawan-relawan crowdsourcing pada area pencarian yang telah diidentifikasi oleh pihak berwenang.
DigitalGlobe adakah perusahaan induk dari Tomnod yang progresif merilis penyeleksian area-area pencitraan satelit bagi sekitar tiga juta orang untuk menyisirnya.
Perusahaan satelit ini menyebutkan belum merilis area pencarian di lepas pantai barat Australia itu kepada publik di Tomnod. "Kami harus memastikan detail lebih jauh lagi," kata DigitalGlobe. "Untuk sementara ini, pelanggan lain termasuk pemerintah AS dan pemerintah lainnya telah menerima pencitraan kami untuk upaya pencarian mereka sendiri."
DigitalGlobe mengaku telah mengumpulkan gambar di sebuah area lebih luas dibandingkan area pencarian resmi, dengan memfokuskan upaya kepada relawan-relawan crowdsourcing pada area pencarian yang telah diidentifikasi oleh pihak berwenang.
"Upaya jutaan relawan online seluruh dunia memungkinkan kami mengesampingkan petak luas samudera dengan beberapa kepastian," kata juru bicara DigitalGlobe.
Dia mengatakan lima satelit resolusi tinggi miliknya menangkap lebih dari 3 juta kilometer persegi gambar Bumi setiap hari. "Volume pencitraan sebesar ini terlalu sulit dilihat dalam waktu seketika tanpa pemikiran di mana harusnya dicari," kata dia.
Sejumlah lembaga pemerintah Australia melanggani DigitalGlobe untuk akses pencitraan yang dihasilkan satelit-satelit mereka, termasuk Divisi Antartika Australia dan Geoscience Australia.
Geoscience Australia saja telah membayar DigitalGlobe hampir 1 juta dolar AS sejak Juli 2012 untuk pencitraan satelit di atas Teluk Wide di Queensland dan pencitraan di atas Great Barrier Reef. Tak disebutkan apakah badan-badan intelijen Australia juga berlangganan untuk mendapatkan akses ke pencitraan DigitalGlobe.
DigitalGlobe mengatakan tidak ada kesimpulan yang bisa ditarik mengenai asal objek-objek terlihat dalam pencitraan di dekat Australia itu, dan tidak peduli apakah misi-misi pencarian berikutnya berhasil memetakan objek-objek tersebut.
"Namun pengalaman sekali lagi menunjukkan ketidakparalelan pencarian geografis dan ketekunan bahwa pencitraan satelit akan berguna bagi misi-misi kritikal pemerintah dan respons darurat terhadap situasi," kata dia.
Belum jelas benar apalah DigitalGlobe telah dibatasi karena pemerintah AS mengkhawatirkan dengan siapa lagi perusahaan ini berbagi citra satelit.
sumber: The Age
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014