"Kami mencatat, 1.500 tiket yang terjual terdiri dari 280 kategori VIP dan sisanya 1.220 ekonomi sudah terjual," kata Munif saat sesi konferensi pers di Kota Malang, Sabtu.
Harga tiket yang dipatok oleh manajemen klub untuk kategori ekonomi Rp150 ribu dan Rp200 ribu untuk VIP.
Munif menjelaskan bahwa seluruh pembeli merupakan Aremania yang sebelumnya telah melakukan registrasi untuk mendapatkan keanggotaan di AremAxcess.
Lebih lanjut, kata dia, para suporter yang menyaksikan laga melawan Dewa United adalah warga asal Malang Raya dan Kabupaten/Kota Blitar.
"Sekarang kami tahapan memfilter, yang bisa kami accept (setujui) adalah masyarakat Malang Raya dan Blitar. Jadi kalau di luar itu walaupun dia Aremania secara terpaksa tertolak," ujarnya.
Sebagai solusi, Munif menyatakan suporter yang berada di luar wilayah Malang Raya dan Kabupaten/Kota Blitar bisa mendaftar melalui Presidium Aremania.
"Sudah minta tolong didata Aremania yang di daerah lain, kami terima selama dia daftar di presidium. Tidak apa-apa tidak jadi KTAnya, ini hanya untuk terdaftar di AremAxcess," kata dia.
Namun sebagai jaminan calon pembeli merupakan warga asal dua wilayah tersebut, maka harus menyertakan foto diri menggunakan baju Arema FC dan KTP Malang Raya atau Kabupaten/Kota Blitar.
"Dia kan harus kirim foto KTP, kalau di luar wilayah Malang Raya dan Blitar, selama pakai baju Arema kami approve (setujui)," tuturnya.
Nantinya pihak manajemen klub akan melakukan pendataan suporter yang mendaftar di presidium.
"Kami sudah punya sub sendiri, ketika dia dari luar Malang dan Blitar kami ada kolom data tersendiri," katanya.
Sementara, Manajer Operasional Arema FC Sudarmaji menyebut pengetatan ini untuk menindaklanjuti regulasi PSSI yang masih belum membolehkan suporter tim tamu hadir di seluruh pertandingan tandang.
"Sampai hari ini lima ribu pengguna baru masuk, tapi kami harus skrining. Kekhawatiran kami ada yang masuk dan tidak sesuai regulasi," ucap Sudarmaji.
Dia optimistis para suporter tim berjuluk Singo Edan itu bisa memahami upaya klub untuk tetap patuh pada aturan yang berlaku.
"Skrining ini berkaitan tentang keamanan, itu yang butuh waktu. Ini untuk meluruskan kesalahpahaman," katanya.
Pewarta: Willi Irawan/Ananto Pradana
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024