Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengurangi emisi karbon di tengah perubahan iklim yang semakin nyataPontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka dengan menanam sayuran sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan masyarakat dan mengurangi emisi karbon.
"Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengurangi emisi karbon di tengah perubahan iklim yang semakin nyata," kata Pj Gubernur Kalbar, Harisson dalam kegiatan Panen Produk Hortikultura di Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, yang dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah dan akademisi pada Sabtu.
Baca juga: Kementerian ESDM genjot pengurangan emisi melalui manajemen energi
Harisson menekankan pentingnya penanaman hortikultura di pekarangan rumah, khususnya sayuran, sebagai solusi yang menguntungkan dari sisi ekonomi dan lingkungan.
"Dengan menanam sayuran di pekarangan rumah, kita tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga bisa meningkatkan pendapatan keluarga. Berdasarkan perhitungan, satu hektar lahan dengan 400 bedeng dapat menghasilkan pendapatan antara Rp60-Rp120 juta per bulan," tuturnya.
Harisson juga mengapresiasi peran Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Chapter Kalimantan Barat yang turut serta dalam mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan, termasuk pengelolaan lahan gambut secara ramah lingkungan.
Tahun ini, kata Harisson, menargetkan 500 petani untuk mempraktikkan metode pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan. Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan petani tetapi juga membantu adaptasi terhadap perubahan iklim.
Baca juga: Wika Beton kembangkan beton geopolimer untuk kurangi emisi karbon
Pada kesempatan itu, Harisson juga menyampaikan pentingnya penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pemanfaatan lahan gambut.
Ia menjelaskan bahwa gulma yang ada di lahan gambut bisa dibakar secara terkontrol, dan abu dari pembakaran tersebut dapat digunakan sebagai pengganti kapur, bersama dengan penggunaan pupuk organik dari kotoran ayam.
"Dengan dorongan pemerintah dan keterlibatan aktif masyarakat, Kalimantan Barat diharapkan dapat terus mengembangkan sektor pertanian yang berkelanjutan serta meningkatkan ketahanan pangan lokal melalui penanaman sayuran di pekarangan rumah," katanya.
Baca juga: OJK catat nilai transaksi Bursa Karbon Rp37,04 miliar per Juli 2024
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024