Jakarta (ANTARA) - Tujuh hari lagi, tepatnya pada 17 Agustus 2024, duplikat bendera Sang Saka Merah Putih akan berkibar diiringi gema nyanyian lagu Indonesia Raya di Ibu Kota Nusantara.

Di ambang perayaan HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, sebuah tonggak sejarah baru tengah ditorehkan. Untuk pertama kalinya, bendera Merah Putih akan berkibar gagah di Benua Etan--julukan Kalimantan Timur --, sebuah simbol harapan dan semangat baru bagi bangsa Indonesia.

Kirab duplikat Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi oleh rombongan Purna Paskibraka Indonesia yang dilaksanakan hari ini dari Monas, Jakarta menyeberang ribuan kilometer ke Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur merupakan lebih dari sekadar prosesi.

Peristiwa itu adalah momentum perjalanan waktu, sebuah penghormatan kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan, dan sebuah janji untuk melanjutkan perjuangan membangun bangsa.

Pelaksanaan upacara kemerdekaan ini menjadi wujud keseriusan pemerintah untuk memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan. Seperti pepatah Melayu mengatakan “Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke tepian”.

Untuk itu, persiapan yang matang dan terukur menjadi kunci sukses penyelenggaraan upacara kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara, termasuk upaya pengendalian cuaca yang terus digencarkan pemerintah hingga saat ini.

Cuaca yang tak menentu, terkadang kadang hujan dan panas terik yang ekstrem, menjadi tantangan tersendiri. Potensi tersebut tidak hanya dapat mengganggu jalannya upacara, tetapi juga menghambat pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara, sekaligus kesehatan masyarakat hingga para pekerja proyek.


Modifikasi cuaca jadi ujung tombak

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendapat penugasan khusus dari pemerintah untuk melaksanakan operasi modifikasi cuaca dalam satu garis komando bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan operasi cuaca adalah ikhtiar mengendalikan potensi hujan. Jika hujan deras terjadi di sepanjang hari maka proses pembangunan infrastruktur utama Ibu Kota Nusantara tidak akan berjalan dengan optimal termasuk rangkaian upacara hari kemerdekaan.

BMKG mencatat data normal curah hujan selama 30 tahun (1991--2020) diketahui bahwa pola hujan di Ibu Kota Nusantara memiliki karakteristik hujan dengan intensitas di atas 150 milimeter per bulan yang terjadi sepanjang tahun. Bahkan hasil pengamatan memperlihatkan bahwa hujan bisa terjadi pada pagi, sore, malam, dan dini hari.

Untuk itu BMKG menilai perlunya peningkatan operasi modifikasi cuaca dari sebelumnya dilakukan hanya pada pagi dan siang hari, tapi harus dilakukan hingga 24 jam.

Operasi modifikasi cuaca dilaksanakan selama 24 jam tanpa henti dilakukan di sekitar wilayah Selat Makassar Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, dan Mahakam Ulu sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara yang menjadi daerah upwind atau arah datangnya angin masa udara.

Pemilihan lokasi penyemaian tersebut supaya potensi awan penghujan tidak masuk dan terus meningkatkan curah hujan ke wilayah pusat pembangunan meliputi Istana Kepresidenan, Bandara, jalan tol menuju kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) dan Plaza Seremoni tempat dilangsungkan nya upacara bendera.

BMKG menerbangkan dua pesawat Cessna Caravan 208B dengan kode PK-SNG dan PK SNK milik Smart Cakrawala Aviation untuk mencegat awan penghujan masuk kawasan Ibu Kota Nusantara itu.

Total sepanjang operasi modifikasi cuaca BMKG di Ibu Kota Nusantara telah dilakukan penyemaian sekitar 213 sorti penerbangan dan menghabiskan bahan garam atau natrium klorida (NaCl) mencapai 200 ton ke awan hujan cumulus.

Alhasil, pada periode 4--18 Juli 2024, rasio keberhasilan operasi modifikasi cuaca mencapai 70 persen atau dalam 29 jam hujan dari total 186 jam operasional.

Setelah 24 jam operasi udara dilakukan pada 19 Juli--2 Agustus 2024, rasio keberhasilan mencapai 97 persen atau hanya 6 jam hujan dari total 354 jam operasional. Hasil tersebut menandakan operasi modifikasi cuaca efektif dalam mengendalikan hujan dan akan terus dilaksanakan hingga batas waktu yang belum ditentukan, sebagaimana diungkapkan Seto saat memimpin penerbangan operasi modifikasi cuaca di Kalimantan Timur, Sabtu.

Penilaian itu turut diperkuat oleh tim pewarta Kantor Berita ANTARA yang bertugas mengawal pemberitaan rangkaian persiapan hari kemerdekaan secara langsung di Ibu Kota Nusantara. Mereka merasakan dampak positif modifikasi cuaca tersebut. Kondisi cuaca hujan rintik pagi ke siang dan sore harinya awan pembentuk hujan bergerak menjauh dari langit Nusantara dan rintik hujan kembali mengguyur pada malam hari. Kondisi ini yang coba dipertahankan minimal sampai segenap rangkaian kegiatan peringatan kemerdekaan selesai.

Pasalnya, kondisi cuaca saat ini dinilai agak lebih baik dibandingkan pada medio Mei--Juni lalu yang dilaporkan hujan intensitas sedang mengguyur dalam durasi yang panjang hingga meningkatkan volume Sungai Sepaku hingga menggenangi permukiman penduduk yang berada dekat dari pusat pembangunan IKN. Bahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sempat menyatakan tingginya intensitas hujan tersebut memengaruhi percepatan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara sehingga dibutuhkan upaya pengendalian cuaca ekstra maksimal.

Karhutla

Di sisi lain, operasi modifikasi cuaca ini juga dilakukan untuk memaksimalkan upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang rentan melanda Kalimantan Timur.

Berdasarkan data inventaris yang dilaporkan Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada periode Januari--Juli tercatat jumlah sebaran titik panas di Kalimantan Timur mencapai 9.148 titik.

Titik panas tersebut mayoritas berada di wilayah Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, yang jika tidak ditangani maksimal berpotensi meluas ke wilayah lain seiring musim kering dengan terpaan angin kencang yang masih berlangsung saat ini.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menetapkan status siaga darurat karhutla dan dampak asap kebakaran sampai dengan November 2024.

Untuk memitigasi potensi karhutla tersebut sebanyak 111 ton NaCl dan 8 ton kalsium oksida (CaO) digunakan sebagai bahan semai dalam operasi modifikasi cuaca yang dilaksanakan tim BNPB.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan bahwa ratusan ton NaCl sebagai bahan semai itu digunakan selama operasi modifikasi cuaca yang berlangsung terus menerus, mulai dari 15 Juli lalu ke beberapa wilayah di Kalimantan Timur.

BNPB juga mengerahkan empat helikopter untuk patroli dan penyiraman air dari udara atau water bombing ke Kalimantan Timur. Bahkan siap menambah armada helikopter apabila terjadi eskalasi kejadian karhutla menjelang upacara kemerdekaan.

Saat ini sebanyak 40 mesin pompa air dan lima tandon air tambahan juga diserahkan BNPB untuk memaksimalkan kerja penyiraman darat oleh tim satuan tugas karhutla di Kalimantan Timur pada areal lahan mineral dan gambut  sehingga tidak mudah terbakar. Selain merusak ekosistem lingkungan, asap kebakaran juga mengancam kesehatan saluran pernapasan masyarakat dan para peserta upacara hari ulang tahun kemerdekaan.


Kini tak lebih dari 168 jam waktu yang tersisa pelaksanaan upacara HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun yang bersejarah ini dilaksanakan.

Petugas upacara dan pengamanan termasuk sejumlah tamu undangan dilaporkan mulai berdatangan ke Ibu Kota Nusantara untuk mengikuti langsung upacara kemerdekaan. Kantor Staf Presiden mengumumkan total ada sebanyak 1.500 tamu kenegaraan dari berbagai kalangan dan sebanyak 400 warga daerah yang terdiri atas tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat, alim ulama, dan sejawat diundang pada kesempatan ini.

Untuk itu segala sumber daya dan upaya dikerahkan Pemerintah untuk menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan yang perdana digelar di luar Jakarta itu dari tantangan cuaca yang ada.

Upacara pembacaan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara akan dipimpin Presiden Indonesia Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana, sementara Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin melaksanakan upacara di Istana Merdeka Jakarta.

Ini sekaligus upacara terakhir bagi Joko Widodo dan Ma’ruf Amin bertugas sebagai inspektur upacara karena masa jabatan mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden akan berakhir pada Oktober 2024 dan digantikan oleh pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024--2029.

Oleh karena itu, dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia menjadi keniscayaan demi menggenapi usaha maksimal Pemerintah dalam menyiapkan pelaksanaan upacara peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan RI di IKN, agar aman dan berjalan lancar.

Editor: Achmad Zaenal M
 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024