Hefei (ANTARA) - Salah satu universitas kedokteran di China timur akan menggunakan teknologi komputasi kuantum guna mempercepat pengembangan obat molekul kecil dan meningkatkan efisiensi desain obat, menghadirkan ide-ide baru untuk model penelitian dan pengembangan farmasi.
Bengbu Medical University (BMU) di Provinsi Anhui, China timur, menjalin kerja sama dengan Origin Quantum Computing Technology Co., Ltd., sebuah perusahaan komputasi kuantum yang berpusat di Hefei, ibu kota Anhui, guna mengembangkan aplikasi berbasis komputasi kuantum untuk docking molekuler, demikian menurut laporan Science and Technology Daily pada Jumat (9/8).
Menurut Zhang Yixuan, seorang peneliti di Sekolah Farmasi BMU, obat molekul kecil dapat dengan mudah menembus membran sel untuk mencapai lokasi mana pun dan berinteraksi dengan protein target sehingga dapat memberikan efek pengobatan yang sesuai. Pembuat obat molekul kecil perlu menggunakan docking molekuler guna menemukan pasangan antara molekul kecil dan protein target yang cocok.
Praktik docking molekuler tradisional mengandalkan klaster-klaster komputer berkinerja tinggi untuk perhitungan ekstensif, yang sering kali lambat dan kurang presisi.
Teknologi komputasi kuantum dapat mengatasi hambatan komputasi terkait desain obat molekul kecil konvensional. Selain itu, teknologi tersebut dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratannya secara signifikan, membuka jalan untuk pemeriksaan obat yang lebih tepat dan efisien.
Menurut Origin Quantum, tim mereka telah mengembangkan serangkaian aplikasi untuk desain obat berdasarkan Origin Wukong, komputer kuantum superkonduktor generasi ketiga, yang secara efektif dapat memprediksi sifat molekul obat dan interaksinya satu sama lain.
"Hal ini akan meletakkan dasar yang kuat untuk desain obat molekul kecil, mempercepat pengembangan obat inovatif, dan mendorong kemajuan di sektor ilmu hayati," kata Dou Menghan, selaku wakil direktur Pusat Penelitian Teknik Komputasi Kuantum Provinsi Anhui.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024