Hamilton, Kanada (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (9/8) melaporkan bahwa lebih dari 80 persen wilayah Jalur Gaza, sejak Oktober tahun lalu telah berada di bawah perintah evakuasi oleh Israel yang mengakibatkan pengiriman bantuan menurun secara signifikan.

"PBB dan mitra-mitranya memperkirakan bahwa setidaknya 60.000 orang Palestina mungkin telah bergerak menuju Khan Younis barat dalam waktu 72 jam terakhir," kata Florencia Soto Nino, juru bicara asosiasi kepala PBB, kepada para wartawan.

Pergerakan massal terbaru mengikuti perintah evakuasi baru-baru ini oleh militer Israel, menambah pengungsian ke situasi yang sudah kritis di Gaza.

Nino, mengutip Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan bahwa perintah evakuasi terbaru oleh Israel mencakup area seluas hampir 43 kilometer persegi di utara dan selatan Gaza, yang sangat mempengaruhi infrastruktur dan layanan penting.

"Pelacakan awal oleh mitra kami di Gaza mengatakan bahwa area ini mencakup sekitar 230 lokasi pengungsian; lebih dari tiga lusin fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan; dan lima fasilitas kesehatan fungsional, termasuk Rumah Sakit Indonesia," katanya.

Menunjukkan kesulitan serius dalam mengirimkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan di Gaza, dia mengatakan, "Masuknya pasokan bantuan ke Gaza tetap menantang karena permusuhan aktif, batasan akses, tingkat ketidakamanan yang tinggi, kurangnya ketertiban dan keamanan publik, dan faktor lainnya."

Sejak penutupan perbatasan Rafah pada awal Mei, volume bantuan yang memasuki Gaza telah menurun tajam, menurut OCHA.

"Volume bantuan telah turun dari rata-rata harian 169 truk pada bulan April menjadi kurang dari 80 truk pada bulan Juni dan Juli," tambahnya.

Situasi di perbatasan Kerem Shalom semakin memburuk, Soto Nino menekankan bahwa “selama tiga bulan terakhir, telah terjadi penurunan lebih dari 80 persen kargo bantuan yang dibawa ke Gaza dari perbatasan itu,” dengan pengiriman menurun dari 127 truk per hari pada April menjadi kurang dari dua lusin per hari pada Juli.

Kemampuan untuk melakukan misi kemanusiaan juga telah terhambat secara signifikan oleh pihak berwenang Israel, katanya.

"Hanya 24 dari 67 misi bantuan yang direncanakan ke Gaza utara bulan ini yang telah difasilitasi oleh pihak berwenang Israel."

Di Gaza selatan, hampir setengah dari misi kemanusiaan yang direncanakan juga mengalami hambatan serupa.

Ditanya tentang seruan terbaru dari AS, Mesir, dan Qatar untuk gencatan senjata di Gaza, Nino menyambut inisiatif tersebut. "Apa pun yang bekerja menuju tujuan itu sangat diterima," katanya.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Rusia siap lanjutkan upaya diplomatik untuk hentikan konflik Gaza
Baca juga: AS tegaskan mendukung Israel di tengah seruan gencatan senjata di Gaza

Baca juga: EU kecam pembenaran Israel untuk membiarkan warga Gaza mati kelaparan

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024