... ambisi saya tidak terlalu besar, walaupun tidak terpilih pun, saya akan jalan dengan cara saya sendiri...

Jakarta (ANTARA News) - Calon legislatif perempuan dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Meliana Pancarani ingin menjunjung martabat Indonesia di dunia melalui misi kesenian dan kebudayaan, jika terpilih menjadi anggota DPR 2014-2019.

"Kita sudah terbawa arus peradaban dari barat tapi tidak mengeremnya, sehingga lupa dengan budaya sendiri," kata perempuan yang lebih dikenal sebagai Rani, penyanyi lagu-lagu berbahasa mandarin tersebut di Jakarta, Kamis.

Rani, caleg DPR RI untuk Dapil III DKI (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu), mengaku belum bisa melepas atributnya sebagai penyanyi. Untuk itu ia mengusung misi memajukan kesenian dan kebudayaan jika meraih kursi di parlemen.

Rendahnya apresiasi terhadap budaya nasional, terutama oleh generasi muda Indonesia menjadi salah satu perhatian perempuan berusia 37 tahun tersebut.

"Di China, tradisi masih dipegang erat oleh masyarakatnya. Negara besar karena masyarakatnya masih memegang tradisinya," kata Rani.

Belasan tahun berkecimpung di dunia seni, Rani pernah ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan DKI jakarta sebagai pembawa misi kebudayaan untuk memperkenalkan kesenian dan budaya Indonesia ke luar negeri, khususnya China.

Selama sepuluh tahun misi kebudayaan tersebut, istri dari pesulap Adri Manan itu mengenalkan lagu-lagu daerah nasional yang digubah menggunakan bahasa mandarin ke China dan negara-negara lainnya.

"Musik itu universal, orang tidak perlu tahu artinya sudah bisa menikmatinya, namun akan lebih bagus lagi kalau mereka tahu artinya," kata Rani.

Selama misi kebudayaan tersebut, Rani mendapati antusiasme masyarakat internasional sangat tinggi mana kala dia tampil di pusat-pusat keramaian seperti mal di negara lain.

"Orang China jadi tahu lagu-lagu daerah seperti Ondel-Ondel, Butet, dan lainnya," kata perempuan dengan gelar Sarjana Sosial dari Universitas Jayabaya Jakarta tersebut.

Promosi budaya seperti itu berdampak pada meningkatknya kunjungan wisatawan terutama dari China. Jika lima tahun lalu hanya sekitar 1.000-2.000 wisatawan per pekan, namun sekarang bisa mencapai 4.000-5.000 per pekannya, kata Rani.

Oleh karenanya, untuk meningkatkan kesadaran akan kesenian dan kebudayaan Indonesia, maka harus juga dibarengi dengan pendidikan yang bagus serta dukungan dari pemerintah Indonesia sendiri.

"Di Indonesia sebenarnya banyak generasi yang membawa nama harum bangsa di luar negeri namun tidak sedikit dari mereka yang kurang mendapat apresiasi dari pemerintah Indonesia," kata Rani.

Untuk mewujudkan visi dan misinya, Rani mengaku tidak jorjoran menggelontorkan dana besar untuk berkampanye untuk meraih minimal 100.000 suara agar mendapat kursi di parlemen itu.

"Buang-buang duit, percuma," kata Rani yang lebih memilih pendekatan secara personal.

Rani mengaku mempunyai kesempatan yang banyak untuk tampil di publik karena selain profesinya sebagai penyanyi, dia juga menjadi penyiar di salah satu radio di Jakarta.

"Untuk lolos itu ambisi saya tidak terlalu besar, walaupun tidak terpilih pun, saya akan jalan dengan cara saya sendiri (untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan)," kata Rani.


Pewarta: Aditya Witjaksono
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014