Badan sepak bola dunia itu sebagaimana dikutip AFP, Rabu, mengatakan komite banding "telah memutuskan untuk menolak banding yang diajukan pemain internasional Kroasia Josip Simunic dan mengonfirmasi bahwa keputusan itu disepakati oleh komite disiplin FIFA...secara keseluruhan."
Simunic dijatuhi sanksi karena "memperlihatkan tindakan diskriminatif" setelah Kroasia memainkan pertandingan playoff kualifikasi Piala Dunia melawan Islandia di Zagreb pada 19 November, yang dimenangi Kroasia 2-0 untuk mengamankan tempat mereka di Brazil.
Pemain 35 tahun itu meneriakkan "Za dom" - bahasa Kroasia untuk "Untuk Tanah Air" - sebanyak empat kali. Sebagai responnya, para penggemar membalasnya dengan teriakan "Spremmi," yang berarti "siap."
Salam seperti itu dipakai oleh rezim sayap kanan Kroasia di Perang Dunia II, yang bersekutu dengan Nazi Jerman, yang telah membunuh ribuan warga Serbia, Yahudi, Kroasia anti fasis, dan pihak-pihak lain di kamp-kamp konsentrasi.
Pada Desember, komite disiplin FIFA telah mengkategorikan salam itu sebagai "tindakan diskriminatif" dan memutuskan untuk menskors Simunic untuk 10 pertandingan resmi, yang dimulai pada Piala Dunia di Brazil.
Kapten Dinamo Zagreb ini bahkan juga dilarang memasuki stadion untuk 10 pertandingan dan didenda 34.000 dolar.
Para jaksa penuntut umum Kroasia juga mendenda Simunic sebesar 4.400 dolar karena menimbulkan kebencian rasial, memperingatkan sang pemain bahwa salam seperti itu menyimbolkan salam resmi pasukan sayap kanan pada rezim Kroasia di masa perang.
Simunic, yang lahir dari orang tua yang merupakan imigran Kroasia di ibukota Australia Canberra, mengatakan saat itu dirinya hanya termotivasi untuk "memperlihatkan cinta kepada rakyat saya (penduduk Kroasia) dan Tanah Air."
"Pemikiran bahwa siapapun dapat mengasosiasikan saya dengan segala bentuk kebencian atau kekerasan benar-benar menakuti saya," ucapnya.
(H-RF)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014