Transportasi laut merupakan komponen penting bagi kelancaran ekonomi masyarakat, baik di daerah maupun luar daerah Pulau Jawa
Jakarta (ANTARA) - Pelabuhan Masalembu dan Pelabuhan Karamian yang secara geografis berada di wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memiliki rute pelayaran strategis karena menghubungkan penyeberangan penumpang dari Jawa-Madura hingga Kalimantan sehingga mendukung perekonomian masyarakat.

"Transportasi laut merupakan komponen yang penting bagi kelancaran ekonomi masyarakat, baik di daerah maupun luar daerah Pulau Jawa," kata Kepala Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Tanjung Perak, Agustono dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Saat membuka FGD Penetapan Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Masalembu dan Pelabuhan Karamian, Kabupaten Sumenep, di Sidoarjo, Agustono mengatakan dengan adanya penetapan alur pada kedua pelabuhan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

"Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memastikan alur pelayaran yang tepat, aman dan efisien," ujar Agustono.

Alur pelayaran memiliki peran yang penting untuk keselamatan pelayaran demi mencegah terjadinya kecelakaan.

Baca juga: Kemenhub gelar bimtek cegah ketidaksesuaian infrastruktur pelabuhan

Baca juga: Pelindo: Integrasi perencanaan efektifkan bongkar muat peti kemas


Alur pelayaran dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran melalui pemberian koridor bagi kapal-kapal yang berlayar melintasi perairan, yang diikuti dengan penandaan bahaya kenavigasian, serta penentuan area labuh kapal.

Pelabuhan Masalembu dan Pelabuhan Karamian secara geografis berada pada wilayah Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Secara hierarki, pelabuhan tersebut berdasarkan KP 432 Tahun 2017 memiliki status sebagai pelabuhan pengumpan regional.

"Dalam hal pengembangan ekonomi daerah, Pelabuhan Masalembu dan Pelabuhan Karamian merupakan pelabuhan utama yang menunjang transportasi laut angkutan barang, yang sangat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal," ungkapnya.

Berdasarkan hasil survei, Pelabuhan Masalembu memiliki kedalaman di depan dermaga berkisar antara 2,8 hingga 5,2 Mean Low Water Spring (mlws).

Sementara itu, Pelabuhan Karamian memiliki kedalaman bervariasi, yakni di depan dermaga antara 4,7 hingga 14,6 mlws, dan kedalaman di alur antara 16,8 hingga 27,5 mlws, dengan jenis material dasar laut berupa lumpur berpasir.

"Alur pelayaran harus ditetapkan dengan batas-batas yang sudah ditentukan secara jelas berdasarkan koordinat geografis yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran," jelasnya.

Agustono juga mengingatkan agar alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk pelayaran serta diumumkan melalui maklumat pelayaran maupun berita pelaut Indonesia.

Kepala Bidang Alur dan Telekomunikasi Pelayanan (Telkompel), Capt. Heru Maryanto, menyampaikan bahwa hingga tahun 2024 ini telah ditetapkan 8 alur pelayaran, di antaranya Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS), Alur Pelabuhan Kalianget, Alur Pelabuhan Probolinggo, Alur Pelabuhan Panarukan, Alur Pelabuhan Tanjung Wangi, Alur Pelabuhan Tanjung Pakis, dan Alur Pelabuhan Taddan.

Sementara itu, di Wilayah Kerja Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Tanjung Perak, masih terdapat 4 alur pelayaran masuk pelabuhan yang sedang dalam proses penetapan, di antaranya Alur Pelayaran Pelabuhan Bawean, Alur Pelabuhan Branta, Alur Pelabuhan Kalbut, dan Alur Pelabuhan Boom.

Baca juga: Pelindo: Autogate pass di Tanjung Perak memperlancar arus operasional

Baca juga: Pelindo siap kerjakan penugasan pemerintah bangun pelabuhan di KITB

 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024