Tercatat hanya satu kali erupsi Semeru yang teramati visualnya yakni pukul 03:24 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tercatat beberapa kali erupsi dengan amplitudo (getaran) maksimum hingga 23 milimeter (mm) pada Jumat.

Erupsi pertama gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terjadi pada pukul 00:34 WIB, namun visual letusan tidak teramati dan erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm selama 158 detik.

"Erupsi kembali terjadi pada pukul 01:31 WIB. Visual letusan tidak teramatI, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 102 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Jumat.

Berdasarkan catatan petugas, Gunung Semeru erupsi sebanyak 12 kali sejak pukul 00:00 hingga pukul 19:10 WIB yang sebagian besar visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut, namun masih terekam di seismograf.

Tercatat hanya satu kali erupsi Semeru yang teramati visualnya yakni pukul 03:24 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 102 detik.

Erupsi Semeru ke-12 kalinya terjadi pukul 19:08 WIB, namun lagi-lagi visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

Ghufron mengatakan status Gunung Semeru masih pada Level II atau Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan km dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian di luar jarak tersebut, lanjutnya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.

Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selain itu perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Baca juga: Gunung Semeru erupsi terus, namun visual tak teramati karena kabut
Baca juga: PVMBG : Alat pemantau aktivitas Gunung Semeru hilang dicuri
Baca juga: Tetap waspada, PVMBG: Aktivitas gempa Gunung Semeru masih tinggi

 

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024