Kami membina sekitar 500 entrepreneur baru. Kami inkubasi dan hubungkan ke pembiayaan. Kami juga bekerja sama dengan kampus
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berkolaborasi mewujudkan target pertumbuhan UMKM pada 2045.

Dalam Rapat Kerja BPKP di Bandung, Jawa Barat, Jumat, Teten menyebut pemerintah menargetkan kenaikan pendapatan per kapita pada 2045 menjadi 30.300 dolar AS.

Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut adalah memastikan pelaku usaha Indonesia yang 99 persen didominasi pelaku usaha mikro bisa naik kelas ke usaha kecil menengah dan terhubung ke dalam rantai pasok industri nasional, demikian dikutip dari siaran pers Kementerian Koperasi dan UKM.

Teten mengatakan bahwa kementeriannya telah menetapkan tiga sasaran kebijakan Kemenkop UKM 2045, di antaranya proporsi UKM harus bertambah dari 1,32 persen pada 2019 menjadi 8 persen pada 2045, rasio kewirausahaan nasional meningkat dari 2,86 persen pada 2022 menjadi 8 persen pada 2045, dan rasio volume usaha koperasi terhadap PDB tumbuh dari 1,07 persen di 2021 menjadi 5 persen pada 2045.

Beberapa fondasi yang disiapkan adalah peningkatan rasio kewirausahaan nasional secara terencana melalui EntrepeneurHub, sebuah program pelatihan bagi anak muda untuk menjadi entrepreneur.

Baca juga: Menkop UKM dukung bank ciptakan ekosistem bisnis bagi kemajuan UMKM

Baca juga: Menkop UKM yakin minyak makan merah sejahterakan petani sawit


“Kami membina sekitar 500 entrepreneur baru. Kami inkubasi dan hubungkan ke pembiayaan. Kami juga bekerja sama dengan kampus,” ujarnya.

Selanjutnya, penguatan skala usaha mikro melalui korporatisasi berbasis koperasi. Teten mencontohkan saat ini petani sawit mandiri yang memiliki 6,4 juta hektare dan hanya menjual tandan buah segar (TBS) ke industri sudah diperbolehkan membuat pabrik minyak makan merah.

Menteri Teten menambahkan, kementeriannya juga berupaya mendorong inovasi dan teknologi melalui Rumah Produksi Bersama (RPB) yang dikelola oleh koperasi.

Beberapa proyek percontohan yang sudah dilakukan, di antaranya adalah RPB bambu di Labuan Bajo, RPB cabai di Sumatra Utara, RPB cokelat di Bali dan RPB kulit di Garut.

“Kami juga sedang meningkatkan kualitas dan daya saing produk usaha mikro melalui Rumah Kemasan, serta inovasi pembiayaan melalui KUR kluster, credit scoring, pembiayaan sektor rill melalui LPDB Koperasi,” ujar Menteri Teten.

Teten berharap BPKP dapat ikut membangun RPB untuk mendukung pertumbuhan industri skala menengah dalam negeri.

Baca juga: Menkop UKM: Brand lokal tetap berdaya saing di tengah gempuran impor

Baca juga: Menkop UKM minta UMKM bentuk holding usaha agar bisa IPO

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024