Penerapan metode ini adalah salah satu wujud komitmen Bukit Asam dalam menjalankan prinsip Good Mining Practice
Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berinovasi mengembangkan lahan basah buatan (constructed wetland) untuk menghilangkan bahan pencemar seperti logam berat dan mampu menetralkan air asam tambang.

AVP Perencanaan Lingkungan & Kehutanan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Dedy Saptaria Rosa mengatakan constructed wetland di tambang batu bara menawarkan berbagai manfaat keberlanjutan, antara lain sebagai pengolahan air limbah tambang, upaya restorasi dalam memulihkan ekosistem yang terganggu, biaya operasional dan perawatan rendah, keberlanjutan energi dengan pemanfaatan tanaman sehingga lebih ramah lingkungan dan mendukung prinsip keberlanjutan.

"Penerapan metode ini adalah salah satu wujud komitmen Bukit Asam dalam menjalankan prinsip Good Mining Practice," ujar Dedy melalui keterangan di Jakarta, Jumat.

Aplikasi constructed wetland di PTBA meliputi dua model, yaitu floating wetland system dan swampy forest. Floating wetland merupakan inovasi PTBA dengan menggunakan pipa paralon sebagai sebagai konstruksi apung di atas kolam yang berisi air asam tambang.

Pipa diisi dengan bahan organik berupa bokashi dan pupuk tankos, lalu ditanami tumbuhan untuk menyerap logam berat.

Baca juga: Bukit Asam raih laba bersih Rp2,03 triliun di semester I-2024

Baca juga: PTBA jalankan delapan bidang PPM tingkatkan kesejahteraan masyarakat


Akar tumbuhan akan memanjang hingga ke air asam tambang dan menyerap unsur logam berat. Model swampy forest mengombinasikan tanaman air dengan jenis tanaman rawa.

Berbagai tanaman yang dimanfaatkan untuk menyerap kandungan logam berat berupa besi (Fe) dan mangan (Mn), yaitu Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides), Melati Air (Echinodorus Palaefolius), Lonkida (Nauclea Orientalis), Jelutung Rawa (Dyera Costulata), Balangeran (Shorea Balangeran), Gelam (Melaleuca Leucadendron), Kayu Putih (Melaleuca Cajuputi).

Air tambang yang telah diolah dan memenuhi baku mutu lingkungan kemudian digunakan kembali untuk berbagai keperluan, seperti pembersihan Coal Handling Facility, memenuhi kebutuhan air bersih perkantoran tambang, dan sebagainya.

"Pemanfaatan air tambang untuk menunjang kegiatan operasi tambang dapat memberikan benefit optimal serta efisien dalam penggunaan air permukaan," kata Dedy.

Lebih lanjut, Dedy menegaskan komitmen kuat PTBA untuk selalu menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik agar kegiatan operasional dapat berlangsung efektif, efisien, aman, dan ramah lingkungan.

"Aspek keberlanjutan sangat penting bagi Bukit Asam dalam upaya menghadirkan energi tanpa henti untuk negeri. Selaras juga dengan visi Bukit Asam, yaitu menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan," katanya.

Baca juga: Bukit Asam tingkatkan pendapatan masyarakat lewat budidaya ikan gabus

Baca juga: Bukit Asam tingkatkan kapasitas angkutan batu bara pacu penjualan

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024