Jakarta (ANTARA) - Ada beragam jenis teh di dunia ini yang dibedakan berdasarkan lama proses kimiawi setelah daun teh dipetik kemudian diolah. Jenis teh yang paling umum tersebut antara lain teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih.

Teh hijau diolah tanpa oksidasi, menghasilkan rasa segar dan manis. Sementara itu teh hitam diolah dengan oksidasi penuh, menghasilkan rasa dan aroma yang kuat dari daun teh serta memiliki warna hitam pekat. Kemudian ada teh oolong yang diolah dengan oksidasi sebagian, menghasilkan rasa bervariasi. Terakhir ada teh putih yang diolah dengan sedikit oksidasi, menghasilkan rasa yang lebih lembut dan harum.

Selain empat jenis tersebut, ada pula jenis teh yang difermentasi seperti awabancha dari Jepang yang dibuat dari jenis teh hitam. Teh sejenis ini di Provinsi Yunan, China disebut pu-erh. Sementara dari wilayah Asia Tenggara seperti Laos, Thailand dan Vietnam, teh hijau menjadi salah satu jenis yang kerap difermentasi sehingga menjadi jenis teh baru dengan citarasa masam yang kerap disebut kombucha.

Selain menggunakan dasar daun, batang dan ranting pohon teh, beberapa jenis teh dibuat dari rempah seperti jahe, kunyit dan serai. Adapula teh yang dibuat dari daun tanaman lain, akar bunga, buah serta biji-bijian.

Sebagai contoh ada teh yang berasal dari biji-bijian seperti teh barli (barley tea) juga teh soba (sobacha) dari biji gandum yang banyak digunakan sebagai teman untuk menikmati kudapan. Daun mint merupakan salah satu daun yang paling sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan teh dari tanaman selain daun teh. Sementara rooibos, bunga dandelion, krisan, kembang sepatu, kamomil dan hidrangea merupakan jenis akan dan bunga yang paling sering digunakan sebagai bahan dasar teh.

Buah jeruk seperti yuzu, kemudian apel juga peach merupakan ragam buah yang biasa dikeringkan dan diseduh untuk dijadikan teh buah.  

Untuk kawasan Asia Tenggara ada jenis minuman bernama chai yang berbahan dasar teh hitam. Chai kerap ditambah dengan rempah, cincau/agar-agar herbal, susu, dan gula.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024