Boyolali, Jawa Tengah (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menargetkan dua minggu untuk menyelesaikan kendala administratif dan birokrasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah, sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan.

Dalam kunjungan kerjanya di Jawa Tengah, Jumat, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pelayanan RSUD Pandan Arang untuk program-program prioritas seperti kanker, penyakit jantung, stroke, dan uronefrologi sudah ada, namun masih ada sejumlah kendala, yang utama berupa kendala administratif.

"Kendala administratif itu adalah proses kredensial di BPJS Kesehatan. Pelayanannya sudah ada, tetapi tidak bisa dilakukan klaim BPJS Kesehatan karena butuh dievaluasi oleh BPJS dulu," kata Dante.

Adapun masalah lainnya, kata dia, adalah birokrasi yang menghambat mereka dalam mendapatkan akreditasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Menurut dia, evaluasi dan akreditasi itu penting untuk tindakan-tindakan invasif, misalnya untuk penyakit jantung atau stroke, di laboratorium katerisasi.

Baca juga: Kemenkes fokuskan program untuk menyehatkan, tak sekadar menyembuhkan

Dia mengatakan, pihaknya akan membantu proses kredensial agar dapat segera dilaksanakan, sehingga rumah sakit bisa mengklaim tindakan-tindakan tersebut ke BPJS Kesehatan. Selain itu, juga membantu mempercepat proses evaluasi dan akreditasi oleh Bapeten tersebut.

Dante mengatakan, pihaknya juga akan menambahkan pelayanan uronefrologi atau penyakit ginjal dengan mengirimkan alat extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) dan laser beam guna memecah batu ginjal.

"Yang kedua, akan kita berikan video urodinamik test. Urodinamik test ini untuk melihat apakah akan ada gangguan retensi uri di ginjal atau tidak," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Alat diagnostik bermutu penting untuk intervensi lebih tepat

Sementara itu, kata dia, untuk sumber daya manusia, terdapat dua dokter spesialis jantung di RS tersebut. Dante mengatakan, pihaknya akan menyekolahkan satu persatu untuk sejumlah keahlian, seperti pemasangan stent jantung dan alat pacu jantung untuk menangani aritmia.

"Kalau bisa dipasang stent di rumah sakit dengan cepat, maka angka kematian jantung itu akan menjadi turun," katanya.

Dante menawarkan salah satu dokter spesialis itu untuk bersekolah di China atau Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Solo, dan dokter itu memilih untuk belajar di Solo. Dia menambahkan, pendidikan bagi dokter itu akan dimulai pada Januari 2025.

Baca juga: Pemerintah kolaborasi atasi fraud klaim layanan kesehatan lewat PK-JKN

"Mudah-mudahan dengan begitu rumah sakit ini pelayanannya menjadi lebih komplit dan lebih baik," tuturnya.

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024