"Kita sedang periksa, provost sedang bekerja. Saya belum bisa menyampaikan. Kita jangan menduga-duga dulu," kata Sutarman di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu sore.
Kapolri mengatakan telah ada dua orang yang dimintai keterangannya terkait peristiwa itu.
"Yang sedang diperiksa dua orang bahwa terjadi cekcok tapi saat terjadi ledakan yang tahu yang bersangkutan dan yang meninggal. Temannya tidak melihat langsung. Itu menjadi tugas penyidik," katanya.
Berangkat dari pengalaman ini, kata Sutarman, maka ini menjadi masukan bagi kepolisian untuk prosedur peminjaman atau pemegang pistol di lingkungan Polri dilakukan kembali pengujian ulang.
"Itu saya sudah sampaikan ke satker. Uji ulang apakah ini memenuhi persyaratan teknis dan persyaratkan psikotes. Kalau orang marah-marah dan berbahaya jangan dikasih," katanya.
Sebelumnya, AKBP Pamuji diduga tewas tertembak oleh Brigadir Susanto pada Selasa (18/3) sekitar pukul 21.50 WIB di kawasan Polda Metro Jaya.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto saat memberikan keterangan pers mengatakan, "(Terduga) pelaku (Susanto) masih belum mengaku, menurut S (Susanto), korban bunuh diri."
Agus menjelaskan keterangan terkini dari saksi, yakni senjata api yang ditemukan di tempat kejadian perkara memang milik Susanto, namun diduga diambil oleh Pamuji karena ditegur oleh Susanto.
"Senjata api diambil dari pemiliknya karena yang bersangkutan ditegur oleh almarhum saat bekerja tidak menggunakan pakaian dinas," katanya.
Saat ini, lanjut dia, proses penyelidikan, termasuk mendalami keterangan dari saksi-saksi masih didalami di Polda Metro Jaya.
"Informasi yang diperoleh masih simpang siur. Apakah ada saksi saat kejadian, dan saat ini masih mendalami saksi-saksi," katanya.
(P008/M026)
Pewarta: Panca H Prabowo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014