TRC Desa ini lebih difokuskan untuk bencana kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, rabies, dan gunung api
Lewoleba (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkuat keberadaan Tim Reaksi Cepat (TRC) di setiap desa sebagai salah satu langkah mitigasi bencana.

"Kami sudah berikan pelatihan masing-masing satu orang warga di 144 desa, nantinya mereka bentuk tim yang beranggotakan 13 orang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata Andris Koban di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, Jumat.

TRC di setiap desa diperkuat agar masyarakat dapat melakukan mitigasi bencana, baik pra bencana, saat bencana, dan sesudah bencana.

Khusus tahun ini, TRC Desa ini lebih difokuskan untuk bencana kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, rabies, dan gunung api.

Baca juga: BPBD sebut tiga desa di Kabupaten Kupang masuk zona seismik aktif

Andris menjelaskan Kabupaten Lembata telah berstatus Darurat Bencana Non Alam Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies sejak 1 April hingga 31 Desember 2024.

Sedangkan untuk karhutla, Kabupaten Lembata juga berstatus Siaga Darurat Kekeringan dan karhutla sejak 1 Mei hingga 30 November 2024.

Dengan adanya penguatan TRC di desa, nantinya para anggota TRC dapat mengambil langkah darurat untuk menyikapi kejadian bencana sembari menanti bantuan dari kabupaten.

Misalkan kebakaran hutan dan lahan, TRC di desa bisa segera mengambil langkah pemadaman api dengan cepat.

TRC juga memberikan penguatan mitigasi dan edukasi terus menerus kepada masyarakat sehingga penanggulangan bencana melibatkan semua komponen masyarakat.

Selain itu koordinasi tingkat berjenjang pun dilakukan oleh TRC agar penanganan bencana dapat berjalan terarah dan tepat sasaran.

"Jadi tim reaksi cepat dapat melakukan langkah mitigasi risiko," ucap Andris.

Baca juga: BPBD Bondowoso bentuk 32 Desa Tangguh Bencana
Baca juga: Mendes: Digitalisasi bantu desa atasi stunting hingga mitigasi bencana

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024