Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan baja asal China Wuhan Iron and Steel Group (Wisco) menyatakan niatannya berinvestasi di Indonesia.
Jajaran direksi perusahaan itu mendatangi Kementerian Perindustrian untuk meminta rekomendasi lokasi mendirikan pabrik.
"Mereka itu mencari lokasi, dan tadi sudah naik helikopter meninjau. Di Jawa Barat tidak mungkin, karena dia butuh pelabuhan dengan kedalaman laut yang cukup, sehingga saya menawarkan di Jawa Timur," kata Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat seusai pertemuan dengan jajaran Direksi Wisco di Jakarta, Rabu.
Menurut Menperin, Wisco merupakan perusahaan baja yang ditunjuk langsung oleh pemerintah setempat untuk berinvestasi di Indonesia, sebagai wujud implementasi perjanjian antara Presiden RI dan China Oktober lalu.
"Mereka investasi lebih dari lima miliar dolar AS secara bertahap. Mereka bisa memulainya segera, kalau mereka sudah mendapatkan lokasi," kata Menperin.
Menurut Menperin, Wisco telah menggandeng Grup Sinar Mas dalam rencana investasinya itu untuk memproduksi seluruh jenis besi baja. Sinar Mas akan bertindak selaku perusahaan rekanan lokal yang bertugas mengatasi problem dalam negeri.
"Nanti 'partner local' juga bisa mempelajari teknologinya. Penunjukan Sinar Mas itu dilakukan sendiri oleh mereka (Wisco)," ujar Menperin.
Menperin mengatakan Wisco membutuhkan lahan sekitar 1.500 hektar untuk menjalankan bisnis investasinya. Dalam pertemuan tersebut dirinya telah menyampaikan bahwa penentuan lokasi pembangunan pabrik di Indonesia memerlukan waktu, terkait regulasi dan upaya pembebasan lahan.
"Saya pikir dengan kebutuhan mereka atas pelabuhan, kedekatan dengan sumber daya dan listrik, maka saya usulkan di Jawa Timur, tetapi di luar Surabaya. Nanti sumber dayanya bisa ambil dari Kalimantan kan tidak jauh," kata dia.
Menperin mengatakan bahwa Wisco akan memproduksi besi baja dengan kapasitas lima juta ton. Hal ini akan menjadi peluang substitusi impor bagi Indonesia.
"Kapasitas nasional baja kita kan hampir 10 juta ton, sedangkan produksi kita kan kira-kira lima sampai enam juta ton, dan ada peningkatan kebutuhan setiap tahun lebih dari 10 persen. Dengan adanya Wisco ya bagus, bisa substitusi impor, sekarang kan masih impor," paparnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014