Kalau dulu, bongkar muat biasanya langsung aksi di lapangan, tanpa perencanaan, efektivitasnya tidak terlalu baik

Semarang (ANTARA) - Direktur Utama PT Pelindo Terminal Petikemas M Adji mengatakan keberadaan ruang perencanaan dan kontrol terintegrasi atau Integrated Planning And Control di pelabuhan berdampak terhadap proses bongkar muat yang lebih efektif dan efisien

"Kalau dulu, bongkar muat biasanya langsung aksi di lapangan, tanpa perencanaan, efektivitasnya tidak terlalu baik," kata Adji di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Jumat.

Oleh karena itu, lanjut dia, penting untuk mengukur dan mempersiapkan sebelum melakukan aksi.

Di pelabuhan, lanjut dia, terdapat berbagai jenis kegiatan, mulai dari kapal, peti kemas, serta non-peti kemas

Berbagai kegiatan di pelabuhan tersebut, kata dia, kini sudah saling terhubung sehingga komunikasi bisa lebih lancar.

Baca juga: Pelindo gelar program mengajar di 50 sekolah rayakan hari jadi ke-3

Baca juga: Pelindo: Autogate pass di Tanjung Perak memperlancar arus operasional

"Selain sistemnya lebih padu, komunikasi jadi lebih lancar," katanya.

Selain Pelabuhan Semarang, menurut dia, pelabuhan di Jakarta, Makassar, Sorong, dan Jayapura juga telah menerapkan ruang Integrated Planning And Control.

"Kami masih punya pekerjaan rumah untuk mengejar penyelesaian di beberapa tempat," tambahnya.

Ke depan, lanjut dia, integrasi tidak hanya dilakukan pada antarbagian di dalam pelabuhan, namun juga ekosistem logistik nasional.

Ia mencontohkan terminal peti kemas yang akan dihubungkan dengan bea cukai atau balai karantina.

"Kalau seluruh entitas sudah terkoneksi maka akan berpengaruh terhadap pengurangan waktu pengurusan dokumen," katanya.

Baca juga: Pelindo siap kerjakan penugasan pemerintah bangun pelabuhan di KITB

Baca juga: Pelindo perluas penerapan "autogate pass" ke 34 pelabuhan

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024