Paris (ANTARA) - Veddriq Leonardo menyumbangkan medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris setelah mengungguli Wu Peng dari China di final perebutan medali emas (big final) cabang olahraga (cabor) panjat tebing nomor speed putra pada Kamis (8/8).

Sam Watson dari Amerika Serikat (AS) meraih medali perunggu sekaligus menorehkan rekor dunia baru dengan catatan waktu 4,74 detik.

Leonardo mencatatkan waktu terbaik pribadi 4,75 detik di final tersebut, lebih cepat 0,02 detik dari Wu, yang menyingkirkan pemegang rekor dunia Watson di semifinal dengan selisih 0,08 detik.

"Saya merasa sangat senang, saya merasa sangat gembira bisa membawa pulang medali emas pertama bagi Indonesia di Paris 2024 ke negara saya," kata Leonardo.

Leonardo melaju mulus ke final, mengalahkan Bassa Mawem (39) dari Prancis dan kemudian Reza Alipour dari Iran.
 
   Sementara itu, Wu menghadapi sejumlah pertandingan yang jauh lebih ketat. Di perempat final, dia meraih kemenangan dengan selisih waktu paling tipis pada hari itu, mengungguli juara dunia Matteo Zurloni dari Italia dengan selisih hanya 0,002 detik. Dia kemudian memenangkan pertandingan ketat lainnya melawan Watson sebelum akhirnya kalah di final. 


Sementara itu, Wu menghadapi sejumlah pertandingan yang jauh lebih ketat. Di perempat final, dia meraih kemenangan dengan selisih waktu paling tipis pada hari itu, mengungguli juara dunia Matteo Zurloni dari Italia dengan selisih hanya 0,002 detik.

Dia kemudian memenangkan pertandingan ketat lainnya melawan Watson sebelum akhirnya kalah di final.   

"Saya tidak dalam kondisi terbaik hari ini. Saya biasanya merasa lebih ringan dan tidak membutuhkan banyak tenaga untuk memanjat. Hari ini, tubuh saya terasa berat, tetapi saya berhasil melakukan penyesuaian dengan cepat," kata Wu.

"Babak perempat final menjadi yang paling menyenangkan bagi saya karena selisih waktunya sangat tipis. Sejujurnya saya mengira akan kalah, tetapi kemenangan membuat saya sangat bersemangat," kata atlet berusia 21 tahun ini, meskipun mengakui bahwa dia sedikit kecewa karena kalah dengan selisih yang begitu tipis di final.

Medali perak yang diraih Wu menjadi medali perak kedua bagi China di cabor itu di Olimpiade Paris, menyusul medali perak yang disabet oleh Deng Lijuan di nomor speed putri pada Rabu (7/8).
 
   "Saya tidak dalam kondisi terbaik hari ini. Saya biasanya merasa lebih ringan dan tidak membutuhkan banyak tenaga untuk memanjat. Hari ini, tubuh saya terasa berat, tetapi saya berhasil melakukan penyesuaian dengan cepat," kata Wu


Watson telah mencatatkan rekor baru 4,75 detik pada kualifikasi dua hari lalu dan mempertajam 0,01 detik dari catatan waktunya sendiri di final perebutan medali perunggu (small final) melawan Alipour.

"Saya tidak menyesal. Saya rasa saya tidak melakukan kesalahan sejauh kontribusi yang saya berikan sebagai seorang atlet. Panjat tebing hanya memiliki sedikit sekali margin kesalahan, dan saya bertanding melawan beberapa atlet yang luar biasa. Jadi, tidak ada penyesalan," ujar atlet berusia 18 tahun ini.

"Saya sangat bangga dengan Wu dan Leonardo yang telah bergabung dengan saya di podium. Menorehkan rekor dunia baru juga sangat penting."


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2024