Kami siap jika memang diminta lagi."

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, menyatakan, kesertaan jajaran TNI dalam pencarian Malaysia Airlines MH370 Malaysia Airlines yang hilang sejak 8 Maret 2014 masih menunggu perkembangan lebih lanjut.

"Untuk saat ini kami hentikan sementara sampai ada perkembangan lebih lanjut atau permintaan lagi," katanya di Jakarta, Rabu.

MH370 dinyatakan hilang kontak sejak Sabtu dini hari (8/3) dan sampai ini belum ditemukan tanda-tanda keberadaannya. Saat ini 26 negara turut mencari secara langsung ataupun tidak, suatu operasi yang diakui kalangan penerbangan internasional paling besaruntuk operasi SAR internasional.

Ketidakjelasan MH370 Malaysia Airlines ini juga diakui sebagai satu anomali insiden penerbangan internasional, dan Boeing B-777-200ER itu belum dinyatakan secara resmi apakah mengalami kecelakaan, sabotase, dan lain-lain penyebab dia hilang.

Menurut Sitompul, kesiapan jajaran TNI untuk mendukung operasi SAR internasional terhadap MH370 Malaysia Airlines itu berada dalam status prima. "Kami siap jika memang diminta lagi," katanya.

Sejauh ini, nama Indonesia disebut karena diduga MH370 itu berpotensi menerbangi sebagian wilayah udara Selat Malaka di wilayah Indonesia, pesisir barat Pulau Sumatera di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, atau pesisir timur pulau itu. Hal itu dilaporkan terjadi berjam-jam setelah dia dinyatakan hilang.

TNI AL mengerahkan lima kapal perang untuk mencari MH370 itu, yaitu satu korvet (KRI Sutanto-377), empat kapal patroli cepat (KRI Krait-827, KRI Matacora-823, KRI Tarehu-829, dan KRI Siribua-859), plus satu pesawat intai amfibi CASA C-212 Aviocar bernomor U-621 dari Pusat Penerbangan TNI AL.

Sementara TNI AU agak belakangan, mereka menerbangkan Boeing B-737 Surveillance dari Skuadron Udara 5 Surveillance yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Makassar. Fungsi utama B-737 yang satu ini untuk pengintaian, pelacakan, dan peringatan dini dari udara; baik untuk sasaran di laut atau di udara. (*)

Pewarta: Ade P. Marboen
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014