OJK juga aktif berkoordinasi dengan pemerintah dan Otoritas terkait dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan.
Jakarta (ANTARA) -
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan OJK terus mencermati perkembangan volatilitas ekonomi global dan dampaknya terhadap ekonomi domestik dan perbankan Indonesia.
 
"Hal ini dilakukan seiring dengan pengawasan perbankan secara individual yang intensif dan berkelanjutan yang diharapkan mampu menjaga stabilitas sistem keuangan dan perbankan Indonesia pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang," kata Dian, di Jakarta, Jumat.
 
Ke depan, tetap perlu diperhatikan risiko perbankan utamanya risiko pasar dan risiko likuiditas di tengah masih tingginya ketidakpastian global seperti tingkat suku bunga global yang masih tinggi, perkembangan ekonomi Tiongkok, serta kenaikan tensi geopolitik yang dapat berpotensi meningkatkan tekanan ekonomi domestik.

OJK juga meminta bank-bank agar terus memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential banking), profesionalisme, inovatif, dan selalu menjaga integritas untuk bisa mencapai pertumbuhan yang tinggi dan sehat.

Adapun potensi peningkatan risiko kredit setelah berakhirnya masa relaksasi kredit restrukturisasi terkait COVID-19 pada akhir Maret 2024 secara umum sudah dapat dimitigasi, karena bank sudah membentuk cadangan yang cukup dan jumlah eksposure kredit restrukturisasi terkait COVID-19 yang sudah jauh menurun.
 
Dalam rangka mengukur ketahanan bank, Dian menuturkan OJK meminta agar bank secara rutin melakukan stress test kekuatan permodalannya untuk mengukur kemampuannya dalam menyerap potensi penurunan kualitas kredit restrukturisasi.
 
Selain itu, OJK juga aktif berkoordinasi dengan pemerintah dan Otoritas terkait dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan.

OJK juga melaksanakan first mission Financial Sector Assessment Program (FSAP) Review Indonesia 2023/2024 yang merupakan suatu program bersama antara Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) dan Bank Dunia (World Bank) untuk menganalisis secara komprehensif dan mendalam mengenai sektor keuangan suatu negara.
 
Sementara itu, kondisi likuiditas bank umum terpantau masih cukup memadai, yang tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 121,05 persen dan 27,18 persen, masih jauh di atas threshold pada triwulan I-2024.

Tingkat permodalan juga masih cukup solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,96 persen kendati menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 27,09 persen .
 
Penurunan CAR utamanya didorong oleh kenaikan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit dan Pasar sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh tinggi serta adanya penyesuaian perhitungan ATMR sehubungan dengan implementasi ketentuan ATMR Kredit yang mulai berlaku pada 2024.
Baca juga: KSSK: Sistem keuangan kuartal II tetap stabil di tengah gejolak global
Baca juga: IMF: Pertumbuhan ekonomi RI tetap kuat di tengah ketidakpastian global

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024