Stunting di Jatim lebih rendah dari nasional. Tahun 2022 angka prevalensi stunting Jatim sebesar 19,2 persen. Adapun angka nasional 21,5 persen, sementara di Jatim 17,7 persen di tahun 2023
Surabaya (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono menyebut prevalensi stunting di wilayah setempat pada tahun 2023 mengalami penurunan hingga 1,5 persen.

"Stunting di Jatim lebih rendah dari nasional. Tahun 2022 angka prevalensi stunting Jatim sebesar 19,2 persen. Adapun angka nasional 21,5 persen, sementara di Jatim 17,7 persen di tahun 2023. Dan akhir tahun 2024 target kita 14 persen," kata Adhy Karyono dalam keterangan diterima di Surabaya, Rabu.

Kendati prevalensi stunting menurun, Pj Gubernur Jatim mengajak seluruh kepala daerah untuk terus melakukan intervensi secara spesifik dan intensif, serta memiliki daya ungkit yang tinggi. Hal tersebut sejalan dengan SE Gubernur Jatim Nomor: 440/4566/012/2024 Perihal Upaya Percepatan Penurunan Stunting/AKI/AKB di Jatim.

"Saya berharap kita terus melakukan terobosan-terobosan baru, sekaligus memperkuat program-program yang ada. Dan itu harus dilakukan mulai dari level desa, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi," katanya.

Baca juga: BKKBN-Pemprov Jatim bersinergi turunkan stunting dan pernikahan dini

Selain itu, lanjutnya, capaian angka harapan hidup masyarakat Jatim meningkat selama lima tahun terakhir.

"Alhamdulillah angka harapan hidup di Jatim sejak 2019 hingga 2023 terus mengalami peningkatan. Dimana tahun 2019 sebesar 71,30 tahun dan 2023 naik menjadi 72,11 tahun," ujarnya.

Adhy juga menyinggung terkait beberapa isu kesehatan lainnya, seperti Universal Health Coverage (UHC).

Dia menyebut sampai dengan bulan Juli 2024 sebanyak 27 kabupaten/kota telah UHC dan 93,82 persen penduduk di Jatim telah ter-cover dalam jaminan kesehatan. Meski cukup tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lain, namun angka tersebut menunjukkan masih adanya masyarakat yang belum ter-cover layanan kesehatan secara maksimal.

Baca juga: Pemprov Jatim beri penguatan gizi ibu hamil dan balita tekan stunting

"Jadi ini PR kita bersama untuk terus meningkatkan layanan kesehatan hingga 100 persen. Kita punya dua rumah sakit tipe A dan itu bisa kita maksimalkan," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Erwin Astha Triyono menyebut ada beberapa capaian program kesehatan, antara lain terdapat penambahan empat kabupaten/kota yang telah Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kota/Kabupaten Pasuruan, serta Kota Probolinggo.

Total kabupaten/kota yang telah ODF sebanyak 34 dengan jumlah desa sebanyak 8.217 (96,75 persen) desa/kelurahan di Jatim telah ODF.

"Kami terus mendorong agar capaian kesehatan dan keselamatan, khususnya angka kematian ibu, stunting, DBD di Jatim terus membaik, bahkan bisa menyentuh angka nol persen," ujarnya.

Baca juga: TNI AL-BKKBN canangkan program keluarga keren bebas stunting

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024