Jayapura (ANTARA) - Sebanyak tujuh orang jurnalis dari Jakarta, Yogyakarta dan Bandung yang merupakan rombongan Kunjungan Jurnalistik 2024 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengunjungi Kantor Cenderawasih Pos di Jalan Balai Kota No. 07 Entrop Kota Jayapura, Provinsi Papua, Kamis (8/8).
Rombongan jurnalis dari Harian Yogya, Kompas.Com, Media Indonesia, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, LKBN ANTARA, Republika itu diterima oleh Direktur Cenderawasih Pos Nurul Hidayah, Pemimpin Redaksi Cenderawasih Pos N. Lucky Ireeuw, dan Gratianus Silas selaku Pemimpin Redaksi Ceposonline.com.
Nurul mengatakan koran Cenderawasih Pos secara mandiri memulai penerbitan sejak 1 Maret 1993 dan distribusi koran dilakukan di seluruh Papua dan Papua Barat.
Baca juga: Menkominfo ajak jurnalis di AJK 2023 jadi penggerak masyarakat
Dalam perjalanannya mereka kemudian bergabung dengan manajemen Jawa Pos. Kini koran mereka terbit 16 halaman dengan porsi paling banyak berita olahraga.
"Karena olahraga terutama bola dan Persipura itu sangat menarik pembaca di sini dan bisa mengalahkan berita-berita yang lainnya. Selain itu juga ada pemain Papua yang bermain di timnas berpengaruh pada pembaca di sini. Bahkan misalnya ada pasar kebakaran, tetapi Persipura sedang main maka kami akan beri porsi headline," kata Lucky.
Sedangkan, menurut Gratianus Silas, pihaknya memberi porsi untuk halaman olahraga ini cuma melihat antusias masyarakat setempat yang bahkan bisa konvoi mengibarkan bendera negara atau klub bola saat menang bertanding.
Selain bola, kata dia, berita yang informatif juga tetap dimuat, misalnya tentang festival dan tradisi.
Sejak Februari 2018, Harian Cenderawasih Pos hadir dalam bentuk media online dengan nama website: www.ceposonline.com yang mengupdate info-info terbaru dan berita-berita terkini dari Tanah Papua.
Pada era digital dan penuh efisiensi ini Cenderawasih Pos juga tidak menerima siaran pers untuk dimuat.
"Tidak boleh memuat rilis, yang diperbolehkan adalah jika instansi atau seseorang menelepon kami atau menyediakan waktu untuk wawancara, bertemu, apa pun, tetapi demikianlah jurnalistik yang kami anut," kata Nurul.
Cendrawasih Pos juga menempatkan diri sebagai pihak yang tidak bisa diintimidasi oleh siapa pun.
"Banyak kasus orang yang tidak terima karena artikel tertentu, tetapi kami memberikan hak jawab dan porsi penempatan artikel yang sama," kata Nurul.
Dia juga berbagi cerita pihaknya tidak juga menuliskan nama orang lengkap dengan marganya.
"Mengapa, karena bisa jadi marga A yang tinggal jauh ditulis karena ada suatu masalah, namun marga A yang di sini tidak terima. Kami bisa didatangi, meskipun mereka sama sekali tidak kenal, alasannya hanya karena satu marga dan kami dinilai menjelek-jelekkan mereka," katanya.
Nurul juga mengatakan saat pandemi COVID-19, banyak media massa berguguran, bahkan saat awal mulai pandemi yang secara resmi diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Namun kombinasi insting, pengetahuan, dan pengambilan keputusan strategis, Nurul yang mantan orang keuangan bisa menyelamatkan koran tersebut.
"Sejak virusnya ditemukan pada 2019, saya yakin ini pasti akan menyebar hingga ke Indonesia, cepat atau lambat. Kini kami melakukan sejumlah Langkah efisiensi karena kondisi ekonomi," katanya.
Baca juga: Kementerian Kominfo-IJPN bekali 100 mahasiswa Biak ilmu jurnalistik
Baca juga: Kemenkominfo ungkap progres pengajuan hak cipta jurnalistik
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024