Prospek cerah

PB PABSI sendiri memperhatikan baik-baik perkembangan dan potensi atlet-atletnya, termasuk Rizki.

Rizky, Eko Yuli Irawan dan Nurul Akmal pun dikandangkan dulu selama tiga pekan sebelum Olimpiade Paris untuk menjalani pemusatan latihan di Montpellier yang jauh dari kota Paris.

Tak hanya faktor teknis yang ditekankan kepada ketiga lifter pembawa misi besar di Paris, karena PB PABSI juga memperhatikan betul faktor-faktor pendukung seperti gizi dan psikologi atletnya agar tampil maksimal di gelanggang kompetisi.

Menurut Rosan yang mantan duta besar Indonesia untuk AS dan mantan ketua Kadin, dalam Olimpiade faktor mental menjadi sangat penting, khususnya untuk Rizki yang masih belia.
Atlet angkat besi Indonesia kelas +81kg Nurul Akmal (kiri) berfoto bersama dengan atlet angkat besi kelas 61kg Eko Yuli Irawan (kanan) dan atlet angkat besi kelas 73kg Rizki Juniansyah (tengah) sebelum bertolak ke Paris untuk mengikuti Olimpiade Paris 2024 di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (21/7/2024). Angkat besi Indonesia memberangkatkan tiga atletnya untuk berlaga di Olimpiade Paris, dengan target lebih baik dari pada Olimpiade Tokyo. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.


Ternyata, strategi serta jerih payah itu dan pastinya yang utama usaha besar Rizki sendiri, berbuah manis dengan medali emas kedua Indonesia pada Olimpiade Paris 2024, yang direbut pada hari yang sama dengan atlet panjat tebing Veddriq Leonardo meraih emas dari nomor speed putra.

Yang sangat menarik di balik sukses Rizki adalah prospek cerah yang dia tawarkan kepada Indonesia pada Olimpiade-Olimpiade berikutnya.

Dia melakukan debut Olimpiade dalam usia 21 tahun, atau dua tahun lebih lambat dari pada Eko Yuli Irawan yang melakukan debut Olimpiade dalam usia 19 tahun pada 2008.

Jika Eko yang masih berkompetisi dalam usia 35 tahun, menjadi benchmark, maka Rizki memiliki waktu minimal 14 tahun lagi atau tiga Olimpiade untuk terus berprestasi emas seperti sekarang.

Dalam Olimpiade Paris ini sendiri, Indonesia masih berkesempatan menambah medali karena andalan Merah Putih dalam kelas +81kg putri, Nurul Akmal, baru turun gelanggang Minggu lusa pukul 16.30 WIB.

Tiga tahun lalu pada Olimpiade Tokyo 2020, Nurul finis urutan kelima dalam kelas +87kg putri.

Lifter kelahiran Aceh 31 tahun lalu itu kini berusaha sukses dalam kelas +81kg putri, yang selama ini dikuasai oleh Li Wenwen dari China.

Nurul pastinya harus berjuang sangat keras dan menghadapi tantangan yang terjal, tapi tak ada kata mustahil dalam olahraga.

Dia tetap berkesempatan mempertahankan tradisi lifter putri selalu mempersembahkan medali sejak Olimpiade Sydney 2000. Nurul tetap berpeluang mengikuti jejak "Hercules" baru Indonesia, Rizki Juniansyah.


Baca juga: Kado indah Veddriq Leonardo untuk terawatnya tradisi emas Olimpiade
Baca juga: Menkominfo: Emas Veddriq untuk Indonesia jadi kebanggaan masyarakat

Copyright © ANTARA 2024