Program ini sudah terbukti di seluruh dunia, dan sudah direkomendasikan oleh WHO

Medan (ANTARA) - Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr Azhar Jaya mengajak masyarakat Sumatera Utara mendukung program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk mencegah penyakit.

"Program ini sudah terbukti di seluruh dunia, dan sudah direkomendasikan oleh WHO," ujar Azhar di Medan, Kamis.

Sebab, menurut dia, imunisasi ini sangat efektif untuk mencegah beberapa penyakit tertentu. Oleh karena itu, Azhar meminta masyarakat jangan terpancing isu yang negatif terkait imunisasi.

Dia mengatakan isu negatif tersebut terkait imunisasi tidak benar, karena di luar negeri kegiatan tersebut sudah menjadi standar.

"Kalau ini berbahaya, pasti seluruh dunia akan menolak," kata dia.

Oleh karena itu, menurut Azhar, imunisasi pada anak tersebut sangat penting demi kualitas anak bangsa yang lebih baik ke depan.

"Kami mohon masyarakat Sumut mendukung BIAS, sehingga kita mendapatkan bibit muda dan generasi muda yang bisa nantinya meneruskan negara ini," tutur dia.

Baca juga: Wamenkes: GeMa CerMat langkah vital guna cegah resistensi antimikroba
Baca juga: Kemenkes siap terjunkan tim medis sukseskan PON 2024

Bulan Imunisasi Anak Sekolah adalah pemberian imunisasi lanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit campak, rubella, difteri, tetanus dan kanker serviks.

Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara Basarin Yunus Tanjung mengatakan di Sumatera Utara saat ini capaian imunisasi HPV bagi anak perempuan kelas 5 tahun 2023 baru mencapai 57,55 persen.

Minimnya informasi yang tepat, serta sejumlah kekhawatiran seputar imunisasi HPV masih menjadi penyebab keengganan masyarakat khususnya orang tua, untuk berpartisipasi dalam program ini.

"Inilah mengapa dibutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak untuk bisa bersama-sama mempercepat capaian imunisasi HPV, guna menekan laju kasus kanker serviks serta menjaga kualitas kesehatan generasi kita," katanya.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr Prima Yosephine menyebutkan kanker serviks masih menjadi salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi dan beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia.

Data Globocan mencatat pada 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.

Untuk mempercepat pencapaian target eliminasi kanker serviks, pada 2023 Kementerian Kesehatan mengukuhkan Rencana Aksi Nasional (RAN) yang terdiri atas empat pilar, dengan pilar 1 berupa pemberian layanan berisi kegiatan vaksinasi, skrining dan tata laksana.

Sebagai bagian dari pilar 1, Kemenkes menargetkan 90 persen anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara, termasuk yang tidak bersekolah, menerima vaksin HPV lengkap.

Untuk mencapai target tersebut, Kemenkes memberikan imunisasi HPV gratis bagi anak yang bersekolah, yang terintegrasi dengan kegiatan Bulan Imunisasi Nasional atau BIAS.

Baca juga: Kemenkes: RS Adam Malik jadi pusat pelatihan "telerobotic surgery"
Baca juga: Kemenkes: Nelayan salah satu kelompok berisiko leptospirosis

Pewarta: M. Sahbainy Nasution
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024