industrialisasi gim online juga telah mendapat dukungan dari pemerintah
Jakarta (ANTARA) -
Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek mengatakan materi pendidikan dengan pendekatan gim (edugames) dapat menjadi sarana untuk membangun kesiapsiagaan bencana pada peserta didik.
 
Kepala Puspresnas Kemendikbudristek Maria Veronica Irene menerangkan perubahan sikap sejatinya datang dari internalisasi aktivitas atau perilaku yang dilakukan berulang-ulang, seperti memainkan gim.

Oleh karena itu, ia yakin kesadaran tentang dampak perubahan iklim serta sikap kesiapsiagaan bencana dapat tumbuh di kalangan peserta didik bila mereka mengakses materi yang sama berulang kali tanpa paksaan.

“Perubahan sikap adalah suatu pengetahuan yang terinternalisasi dan ditunjukkan melalui sikap perbuatan perilaku. Jadi Coba nanti dalam satu tahun adik-adik memainkan gim ini, besar kemungkinan kalian jadi nggak mau buang sampah sembarangan lagi,” kata Maria dalam kegiatan GenerAksi Journey Exhibition di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kemendikbud kolaborasi multipihak edukasi perubahan iklim melalui gim
Baca juga: Kemendikbudristek kejar sertifikasi PPG 1,2 juta guru agar tuntas 2025
 
Sebab, katanya, industrialisasi gim online juga telah mendapat dukungan dari pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional. Berkenaan dengan hal itu, pemerintah mendukung pengembangan berbagai gim online yang sudah memenuhi standarisasi pemerintah, baik dari sisi rating usia, keamanan, hingga materi pengetahuan yang dimuat di dalamnya.

Oleh karena itu, ia melihat adanya peluang kolaborasi multipihak dengan melibatkan developer gim, tenaga pendidik, pegiat anak hingga akademisi untuk menjembatani berbagai edugames fisik yang masih menggunakan alat bantu, seperti kartu dan papan agar kini dapat diakses secara daring dengan materi mengenai lingkungan dan bencana yang lebih komprehensif.
 
“Ini bisa menjadi peluang untuk mengubah metode belajar dengan edugames, ketika ini dilakukan secara luring, secara real, kini juga dapat dimainkan secara daring dan itu akan lebih murah cost-nya, bisa diakses lebih luas, dan tentu saja lebih luas dampaknya,” imbuhnya.
 
Ia pun berharap para pengajar juga dapat membuka diri terhadap berbagai metode baru yang lebih modern dalam mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024