Dengan berkoperasi akan lebih mudah bagi anggotanya mengakses peralatan dengan harga lebih murah agar bisa mengolah produk dari buah naga
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mendorong para petani buah naga di Banyuwangi, Jawa Timur, untuk terus meningkatkan produk olahan dan merapikan organisasi kelompok tani hingga terbentuk koperasi.

"Selain itu, penting untuk berkoperasi karena dengan berkoperasi akan lebih mudah bagi anggotanya mengakses peralatan dengan harga lebih murah agar bisa mengolah produk dari buah naga," ucap Arif dalam keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.

Saat berdialog dengan para petani buah naga dari Kelompok Tani Tunas Sejahtera binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Desa Temurejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Arif menyampaikan tingkat kesegaran dari buah naga terbilang relatif pendek, sehingga perlu ada inovasi untuk mengembangkan produk olahan dari buah naga menjadi aneka produk lain.

"Tinggal bagaimana para petani, ingin mengembangkan produk olahan apa. Kami bersama YDBA dapat melakukan pendampingan dan pelatihan," ucap Arif.

Terlebih lagi, saat ini, buah naga sudah menjadi ikon dan produk unggulan dari Banyuwangi. Arif berharap agar ekosistem buah naga dari mulai proses tanam, produksi, kemasan, hingga pasar, semakin diperkuat, termasuk dari sisi permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Ia mengatakan Kemenkop UKM bisa meningkatkan kualitas kemasan produk olahan para petani melalui program Rumah Kemasan.

Sementara, Ketua Pengurus YDBA Rahmat Samulo mengatakan selama ini YDBA memberikan berbagai program pembinaan, seperti pelatihan dasar, pengetahuan tentang ekspor, menjembatani pembiayaan melalui program KUR dan dana bergulir, serta fasilitasi pemasaran ke beberapa offtaker seperti PT Nusa Tropical Indonesia, Sayurbox, PT Oreng Osing.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Poktan Tunas Sejahtera Nanang Prasetyo menjelaskan dalam pembudidayaan buah naga, dari satu hektare bisa diisi sebanyak 1.200 tegakan pohon buah, yang dalam sekali panen dalam tiga bulan bisa menghasilkan buah segar sebanyak delapan ton.

"Satu hektare bisa menghasilkan Rp160 juta per panen. Dalam setahun bisa 3-4 kali panen," ucap Nanang.

Ia mengatakan terus berusaha untuk mengembangkan produk olahan agar tidak ada buah naga yang terbuang.

Ia menyebut para petani sudah mulai mengembangkan produk olahan sale dan keripik buah naga.

"Ke depan, kami ingin terus mengembangkan lagi buah segar menjadi aneka produk olahan lain yang diminati pasar. Untuk itu, kami masih membutuhkan pendampingan dari pemerintah dan YDBA," kata Nanang.

Baca juga: Yayasan Astra bangun lembaga pembinaan UMKM di Banyuwangi
Baca juga: Pemkab Kuningan kenalkan kebun buah naga kuning untuk wisatawan
Baca juga: Pemkab Banyuwangi gandeng eksportir kirim buah naga ke mancanegara

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024