Padang (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) menunggu hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik dari Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI) di Padang (8/8), untuk melanjutkan penyelidikan terhadap kasus kematian remaja AM (13) yang diduga dianiaya oknum polisi.

"Ekshumasi telah dilakukan, sekarang statusnya kami menunggu hasil otopsi dari ahli forensik tersebut untuk melanjutkan penyelidikan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Padang Kompol Deddy Adriansyah Putera di Padang, Kamis.

Ia menjelaskan hasil otopsi dari ahli forensik tersebut akan menentukan proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihaknya dalam peristiwa kematian AM, seandainya terdapat fakta baru dari penyebab kematian AM yang dari keterangan saksi justru korban terjatuh di atas jembatan saat menghindari kejaran polisi.

"Jika ada fakta baru maka penyelidikan akan berkembang sesuai dengan fakta baru dari ahli forensik tersebut," katanya.

Ia mengatakan otopsi yang dilakukan forensik kali ini harusnya bisa membuktikan transparansi dan profesionalitas yang dilakukan oleh Polisi, sebab dilakukan oleh tim di luar Kepolisian sebagaimana keinginan pihak keluarga AM.

"Dalam kasus ini sebelumnya sudah dilakukan otopsi oleh Biddokes Polri, namun pihak keluarga korban ingin otopsi dilakukan oleh tim di luar Polri sehingga hari ini dilakukan ekshumasi," jelasnya.

Sebaliknya, lanjut mantan Kepala Satuan Reserse Narkoba Polresta Padang itu, jika hasil otopsi tidak mengeluarkan fakta baru maka penyelidikan dilanjutkan dengan dasar yang sama.

Karena sepanjang proses penyelidikan yang berjalan sampai saat ini belum ada ditemukan pidana terkait kematian AM.

Hal ini sekaligus telah membantah tudingan yang menyebut AM tewas karena dugaan penganiayaan oleh aparat Kepolisian.

Deddy mengatakan hingga saat ini pihaknya telah memeriksa 85 saksi yang terdiri dari anggota Polisi, saksi umum, serta saksi kunci.

Saksi kunci adalah remaja yang bersama dengan korban AM saat kejadian, dan mereka berdua berboncengan sepeda motor.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara sebagaimana yang telah dirilis oleh Polda Sumbar sebelumnya, kepolisian telah membantah bahwa AM meninggal dunia karena dianiaya polisi sebagaimana narasi yang beredar di publik serta media sosial.

Melainkan karena jatuh dari atas Jembatan Kuranji ketika korban berusaha melarikan dari personel Sabhara Polda Sumbar yang sedang memburu gerombolan pelaku tawuran bersenjata tajam. ***2***

Pewarta: Rahmatul Laila
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024