Moskow (ANTARA News) - Presiden Vladimir Putin Selasa menandatangani pakta yang mengklaim wilayah Laut Hitam Krimea sebagai teritorial Rusia, menjerumuskan hubungan dengan Barat ke tingkat rendah baru pasca-Perang Dingin.

Melalui penetapan kembali perbatasan Rusia yang tiba-tiba dan bersejarah, Putin tidak mempedulikan sanksi yang jatuhkan Amerika Serikat dan Uni Eropa atas perampasan kilat terhadap Krimea, yang oleh komunitas internasional masih dianggap sebagai bagian wilayah Ukraina, lapor AFP.

Dalam pidato yang tidak biasanya emosional di Kremlin sebelum pakta ditandatangani, Putin mendeklarasikan bahwa Krimea selalu berada "di hati" rakyatnya dan tidak akan pernah berada dalam wilayah Ukraina pasca-Soviet.

Barat, yang mendukung penguasa baru di Ukraina yang merebut kekuasaan setelah pengusiran Viktor Yanukovych pro-Moskow bulan lalu, mengecam keras tindakan Moskow.

Wakil Presiden AS Joe Biden terang-terangan menuduh Rusia "menyerobot" dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan langkah tersebut bertentangan dengan hukum internasional.

Presiden sementara Ukraina Oleksandr Turchynov juga menyuarakan kegusarannya atas langkah tersebut. "Ukraina dan seluruh dunia tidak akan pernah mengakui aneksasi wilayah Ukraina," katanya.

Putin menandatangani pakta dengan Perdana Menteri Krimea Sergei Aksyonov dan para pemimpin Krimea pada upacara di Kremlin yang dihadiri oleh kedua majelis di parlemen, setelah lebih dari 97 persen penduduk Krimea memberikan suara lebih menyukai untuk bergabung dengan Rusia dalam referendum Minggu yang dipersengketakan.

Legislator Rusia, yang masih harus meratifikasi secara formal pakta tersebut meski berlaku segera, menyambut dengan tepuk tangan dan sorak garau sesudah penandatangan itu.

"Republik Krimea dianggap sebagai bagian dari Rusia sejak dari tanggal penandatangan pakta tersebut," kata Kremlin.

Krimea dan kota Sevastopol -- pangkalan armada Laut Hitam Rusia yang memiliki status khusus -- digabungkan sebagai bagian konstituen baru Federasi Rusia.

Sekitar 2.000 orang di Lapangan Nakhimov Sevastopol menyaksikan pidato Putin di layar raksasa, bersorak dan berteriak "Horee!" dan "Rusia! Rusia!

"Putin benar. Dia benar! Saya yakin kehidupan akan membaik setelah Krimea bergabung dengan Rusia," kata pensiunan berusia 75 tahun Anatoliy Basov. (*)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014