Tidak mudah bekerja di luar negeri. Saya tahu kalian kesulitan, tapi bukan berarti tidak bisa diselesaikan
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memberikan pemberdayaan kepada 18 orang korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) asal Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Kamis, pihaknya mengambil langkah sigap dalam menangani 18 perempuan korban TPPO asal Provinsi NTT. Kedelapan belas perempuan tersebut diamankan pihak berwenang di Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (19/7) dan kemudian dikembalikan ke Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 
"Tidak mudah bekerja di luar negeri. Saya tahu kalian kesulitan, tapi bukan berarti tidak bisa diselesaikan. Percayalah Tuhan akan membantu kita, Tuhan tidak tidur. Tuhan akan membantu kita jika kita berusaha, siapapun bisa sukses," ujar Mensos Risma.
 
Selain memberikan dorongan semangat, ia juga melakukan pemberdayaan bagi ke-18 perempuan korban TPPO tersebut dengan membuka peluang usaha sesuai dengan minat dari para korban TPPO. Tak hanya itu, Risma pun membuka kesempatan jika ada yang ingin tinggal di Sentra Efata Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur selama berlatih untuk berwirausaha.
 
Kedelapan belas korban TPPO itu kini mengikuti berbagai program pelatihan di Sentra Efata Kupang, seperti pelatihan tata boga, pertanian, beternak, dan menenun, sesuai dengan minat dan kondisi daerah asal mereka. Berbagai macam pelatihan tersebut berlangsung selama satu hingga dua bulan, tergantung pada jenis pelatihannya.
 
Para korban TPPO tersebut berusia 17 hingga 41 tahun. Mereka merupakan calon pekerja migran ilegal yang dijanjikan untuk bekerja di berbagai negara seperti Hongkong, Singapura dan Taiwan. Karena sedang menghadapi kesulitan ekonomi, mereka tergiur pada iming-iming gaji besar, fasilitas lengkap dan status pekerjaan di luar negeri.
 
Dalam perjalanannya, mimpi mereka tidak juga terwujud, sementara kontrak yang mengikat membuat mereka tidak bisa mundur dan kembali ke kampung halaman. Alhasil, Mereka terjebak di penampungan di Blitar sampai akhirnya diamankan pada bulan Juli lalu.
 
Pada kesempatan itu, Risma pun berjanji tidak hanya para korban TPPO yang ditangani, namun juga sanak keluarga mereka. Ia pun menyarankan agar para korban tidak hanya mengikuti satu macam pelatihan, misalnya saja pelatihan tenun dan menjahit sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas masing-masing.

Baca juga: Mensos Risma terkesan KRI Teluk Weda 526 mampu jangkau wilayah 3T
Baca juga: Mensos tekankan peran pemimpin dalam transformasi kesejahteraan sosial
Baca juga: Mensos Risma optimis tangani kemiskinan dan kelaparan pada forum PBB

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024