Jakarta (ANTARA News) - Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Kardinal Julius Darmaatmadja, baik sebagai pribadi maupun pimpinan umat Katolik Indonesia, menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf karena ucapan Paus Benediktus XIV di Universitas Regensburg, Jerman, pada Selasa (12/9) ternyata mengakibatkan umat Islam merasa terhina, terluka dan terlecehkan serta merasa ajaran agama dikaburkan. "KWI ikut prihatin bersama umat Islam bilamana merasa Nabi-nya (Muhammad SAW) dihina dan Allah dilecehkan," katanya saat menghadiri acara temu pemuka agama yang digelar PBNU bekerja sama dengan Indonesian Conference on Religion And Peace di Jakarta, Senin. Menurut Kardinal, KWI mendukung penyesalan dan permintaan maaf Paus seperti yang telah diberitakan media massa di Indonesia. Selain itu, katanya, KWI juga berterima kasih kepada pemimpin Indonesia, baik dari kalangan pemerintah maupun kaum agama, yang dengan berbagai cara telah menjaga bangsa Indonesia tetap tenang serta kepada pemimpin negara-negara Islam yang telah menerima permintaan maaf Paus. "Semoga peristiwa di Regensburg ini tidak merusak kerukunan antarumat beragama yang selama ini kita usahakan. Sebaliknya ampun mengampuni itu dapat menjadi landasan untuk berkomunikasi secara lebih baik dalam membina hidup bersama," katanya. Paus Benediktus XVI pada Minggu (17/9) telah menyampaikan permintaan maaf pribadi atas salah paham akibat pidatonya tentang Islam dan kekerasan. Dalam misa tradisi Angelus di kediaman musim panasnya di dekat Roma, Kastil Gandolofo, itu, Paus menyatakan "sangat menyesalkan" tanggaan atas pernyataannya dan kesalahpahaman sesudahnya. Ia menyatakan sekedar mengutip naskah zaman pertengahan tentang ajaran Islam dan kekerasan dan kutipan itu bukan kalimatnya pribadi. (*)
Copyright © ANTARA 2006