Nilai itu naik 10,6 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 29 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan semakin meningkat, kata Arif Havas kepada Antara London sehubungan dengan "IT Roadshow in Europe" oleh 15 pelaku usaha TI Indonesia yang berpartisipasi.
Dalam rangka mempromosikan produk dan layanan teknologi komunikasi dan informasi Indonesia, pelaku usaha TI Indonesia berpartisipasi dalam "IT Roadshow in Europe" diselenggarakan Kementerian Perindustrian RI dengan KBRI Brussel, KBRI Den Haag, KBRI London, dan KJRI Hamburg
Roadshow ini diawali dengan partisipasi dalam pameran ICT terbesar di dunia, CeBIT, yang diselenggarakan di Hannover, Jerman, 10-14 Maret lalu.
Ke-15 pelaku industri IT Indonesia tersebut adalah Abyor International, Bandung Techno Park, Bataviasoft, Gamatechno Indonesia, GITS Indonesia, Integrasia Utama, Komuri Indonesia, Masvent Technosoft, Microelectronics Center Institut Teknologi Bandung, Newbee, Obor Technology International, Qwords Company International, Sangkuriang Internasional, Solusi 247, dan Walden Global Services.
Menurut Dubes, pertumbuhan sektor IT Indonesia yang sangat kuat ini juga mencerminkan kemampuan SDM IT Indonesia yang mampu bersaing dengan SDM IT dari negara-negara lain seperti India yang sudah terlebih dahulu dikenal dalam hal produk dan layanan IT.
Hasil menggembirakan dicapai IT Indonesia, dengan ditandatanganinya MoU oleh PT Integrasia Utama dan Gamatechno Indonesia dengan pelaku usaha IT dari Lithuania dan Bangladesh disaksikan Dubes Arif Havas Oegroseno, KJRI Hamburg Marina Estella Anwar Bey, dan Dr Andreas Gruchow (Member of the Managing Board dari Deutsche Messe di Hannover).
Selain kedua MoU, beberapa prospek kerja sama juga telah diperoleh peserta pameran CeBIT di stand Indonesia dan akan ditindaklanjuti seusai CeBIT.
Dubes Arif Havas Oegroseno menekankan kemampuan SDM Indonesia dalam hal produk dan layanan IT tidak kalah dibandingkan dengan negara lain dan sudah waktunya Eropa melihat ke Indonesia tidak hanya sebagai pasar namun sebagai penyedia produk dan layanan IT yang patut diperhitungkan.
Dalam forum "ICT Solutions: Indonesian Way" yang diadakan di International Business Area, peserta CeBIT 2014 dari Indonesia berkesempatan mempresentasikan produk dan layanan IT kepada pengunjung dan peserta CeBIT 2014, antara lain PC game dan mobile game, fleet management system dan smart city solution.
Dr. Andreas Gruchow menyampaikan kekagumannya pada perkembangan sektor IT di Indonesia dan antusiasme pelaku usaha IT Indonesia untuk mempromosikan produk dan layanan mereka dalam CeBIT 2014.
Dikatakannya penyelenggaraan CeBIT tahun ini berbeda dari sebelumnya, yakni dengan lebih fokus pada aspek B-to-B (Business-to-Business) sehingga diharapkan peserta pameran dapat memperoleh manfaat yang maksimal.
CeBIT merupakan pameran ICT internasional terbesar di dunia. Selain di Jerman, pada tahun ini CeBIT juga diselenggarakan di Australia , Brasil, Turki dan India. Setelah partisipasi dalam CeBIT, pelaku usaha IT Indonesia melanjutkan roadshow ke Belgia, Belanda, dan Irlandia.
Di Belgia, mereka berkunjungan ke Centre of Excellence in Information and Communication Technologies (CETIC) dan bertemu dengan pelaku usaha IT Belgia dalam forum business gathering yang diadakan KBRI Brussel bekerjasama dengan Kamar Dagang Belgia Indonesia (BICC).
Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi hadir dalam acara business gathering tersebut.
CETIC merupakan pusat riset terapan Belgia yang didedikasikan untuk mendukung perusahaan di sektor teknologi informasi dan komunikasi.
Berkantor di Charleroi, CETIC didirikan pada tahun 2001 dengan inisiatif tiga perguruan tinggi Belgia, yakni Universitaires Notre-Dame de la Paix de Namur, University catholique de Louvain dan University de Mons. CETIC memperoleh sertifikasi ISO 9001 pada September 2010.
Pada kunjungan ke CETIC pada hari Senin, Dubes Arif Havas Oegroseno menyampaikan hubungan dagang antara daerah Walonia dengan Indonesia selama ini lebih didominasi oleh pengusaha di Wallonia yang aktif menjual produk dan layanannya ke Indonesia dibandingkan sebaliknya.
Untuk itu sudah saatnya Indonesia menawarkan produk dan layanan IT ke Eropa secara lebih optimal.
Dalam kunjungan tersebut, dilakukan presentasi oleh perusahaan-perusahaan IT Belgia, antara lain BC, ODSC, MT-Consulting dan Stratenet.
Perusahaan IT Belgia memiliki karakteristik jumlah karyawan yang sedikit dibandingkan dengan cakupan customer-nya yang luas, bahkan sampai ke luar Eropa. Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan digital marketing atau digital strategist hanya memiliki 16 orang karyawan saja.
Pekerjaan yang dilakukan terbatas pada strategi digital marketing tanpa menggarap sisi content. Untuk menggarap content, diperlukan lebih banyak IT developer lainnya. Di sisi lain, perusahaan IT Indonesia pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang lebih banyak.
Dengan demikian, perlu dilakukan networking antara perusahaan IT Indonesia dengan perusahaan IT Belgia untuk menjajaki kerjasama yang saling menguntungkan, demikian Hari Tjahjono, Presiden Indonesian Global IT (Indoglobit).
Sandrine Quoibion, Senior Project Manager pada INFOPOLE Cluster ICT, menyampaikan pertemuan pelaku usaha IT Indonesia dengan pelaku usaha IT Belgia ini merupakan awal yang baik bagi kedua belah pihak untuk saling mengenal produk dan layanan masing-masing.
INFOPOLE saat ini memiliki anggota sebanyak sekitar 150 perusahaan IT di wilayah Walonia, baik perusahaan kecil maupun besar. INFOPOLE membantu para anggotanya dalam hal networking, meeting, media, dan misi internasional.
Dari pertemuan di CETIC tersebut, baik pihak Indonesia maupun Belgia melihat adanya beberapa peluang kerjasama, baik Indonesia sebagai sumber tenaga outsourcing dari Eropa maupun sebagai mitra dalam mengembangkan akses pasar ke Asia.
Business gathering bertema "ICT Solutions: Indonesian Way" diadakan KBRI Brussel dengan BICC yang diluncurkan pada tanggal Juni tahun lalu di Brussel. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi yang sedang kunjungan kerja ke Brussel, hadir dalam acara yang mempertemukan pelaku usaha IT Indonesia dengan swasta Belgia tersebut.
Perusahaan Belgia yang hadir antara lain adalah CMI Defense, iProtect Robotics, Thy Engineering, ASML, Chronos, Channels, Thinking Solutions, Getronics, Wiese Asia dan SLIS, serta perwakilan Agence Wallonne des Télécommunications.
Dubes Arif Havas Oegroseno menyampaikan roadshow pelaku usaha IT Indonesia ini merupakan suatu kegiatan yang bersejarah karena pertama kalinya pelaku usaha IT tidak hanya berpartisipasi dalam CeBIT di Hannover, Jerman tapi juga mengunjungi pusat IT di wilayah Wallonia dan bertemu dengan pelaku usaha di Eindhoven, Belanda dan Dublin, Irlandia.
Pertemuan di Dublin diharapkan akan membuka peluang kerjasama dengan pelaku sektor IT terkemuka seperti Google, Microsoft dan Yahoo!. Dubes menegaskan sektor IT merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia dan merupakan salah satu elemen dalam upaya peningkatan hubungan RI - Uni Eropa.
"Kita telah memiliki Comprehensive Partnership dan Cooperation Agreement dengan Uni Eropa, dan sebelumnya dilakukan kontak antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan di Uni Eropa, namun belum pernah seintensif ini," ujarnya.
Diharapkan penyelenggaraan roadshow ini akan membuka peluang-peluang kerjasama, baik Indonesia sebagai pasar maupun mitra dalam pengembangan berbagai produk dan layanan untuk pasar regional maupun global.
Sementara itu Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menegaskan sektor IT di masa kini dan masa mendatang memiliki dampak yang lebih besar untuk itu ia menghimbau pelaku usaha IT Indonesia memberikan kontribusi terhadap penanganan berbagai isu yang tengah dihadap dunia saat ini, seperti penciptaan ketahanan pangan dan ketahanan energi.
Ia memberikan contoh nyata kontribusi IT dalam pembangunan melalui sistem verifikasi legalitas kayu Indonesia, dimana setiap barang kerajinan dari kayu yang dihasilkan oleh pengrajin skala kecil dan menengah di Bali dapat diverifikasi legalitasnya.
Pada kesempatan business gathering ini juga dilakukan peluncuran "KBRI Brussel App", yakni aplikasi yang memungkinkan penggunanya mengakses layanan KBRI Brussel melalui perangkat komunikasi digital. Salah satu contohnya adalah layanan visa online yang bisa diakses melalui telepon genggam maupun perangkat komputer dimanapun berada.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014