Teruskan protes. Hargai nyawa. Jangan biarkan mereka menjadi korban politik. Katakan kebenaran."
Beijing (ANTARA News) - Keluarga penumpang asal China, yang gusar, pada Selasa mengancam melakukan mogok makan hingga Pemerintah Malaysia mengungkapkan kebenaran mengenai nasib anggota keluarga mereka, yang menumpang Malaysia Airlines, yang hilang dalam perjalanan dari Kualalumpur ke Beijing.
Sepuluh hari sejak pesawat itu hilang satu jam setelah lepas landas, ratusan keluarga korban masih menunggu keterangan di hotel di Beijing, lapor Reuters.
Sekitar duapertiga dari 239 penumpang pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 itu adalah warga negara China.
Keluarga penumpang menumpahkan kemarahan dan kesedihan mereka kepada perwakilan MAS yang dikirim oleh maskapai untuk menemui mereka pada Selasa. Keluarga penumpang juga meminta untuk bertemu dengan duta besar Malaysia.
"Kami hanya ingin kebenaran. Jangan biarkan mereka menjadi korban politik. Apapun partai politik Anda, berapa besar kekuasaan yang Anda punya, jika tidak ada kehidupan apa gunanya? Dimana rasa belas kasihmu," kata seorang perempuan paruh baya dengan nada marah.
"Anda selalu bersikap maju mundur. Saya rasa pemerintah Anda tahu dalam hati kenapa kami ingin jawaban. Karena Anda selalu membodohi kami, membohongi kami," imbuh seorang lelaki.
China berulangkali meminta Malaysia untuk berbuat lebih banyak untuk menjaga perasaan keluarga penumpang dari China dan memberi informasi terkini bagi mereka.
"China telah meminta pihak Malaysia dan Malaysia Airlines bersungguh-sungguh merespon permintaan yang wajar dari keluarga penumpang China," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei dalam jumpa pers harian.
Perwakilan MAS di China mengatakan bahwa informasi yang diterima keluarga penumpang diluar kendalinya.
"Saya bisa menerima kritik dan kesalahan yang Anda tunjukkan. Namun masalahnya untuk beberapa informasi kami benar-benar tidak memiliki akses. Dari posisi saya, saya benar-benar tidak bisa mengaksesnya. Jadi saya minta maaf," katanya.
Saat perwakilan MAS tersebut keluar, keluarga penumpang meneriakinya, melontarkan protes seraya mengangkat kepalan tangan ke atas.
"Teruskan protes. Hargai nyawa. Jangan biarkan mereka menjadi korban politik. Katakan kebenaran," teriak mereka.
Seorang perempuan yang memimpin aksi itu mengangkat sebuah kertas bertuliskan slogan-slogan dan mengatakan keluarga penumpang menyerukan aksi mogok makan.
"Hargai nyawa, kembalikan keluarga kami. Bisakah semua membaca ini? Bisa semua membaca ini?" katanya.
"Kami akan melakukan mogok makan. Saya mewakili," katanya.
"Keluarga berada di titik terburuk. Banyak keluarga datang dan pergi, beberapa sudah pergi. Anak muda masih bisa bertahan, namun orang tua sudah ambruk," teriaknya.
Belum jelas berapa banyak anggota keluarga yang akan bergabung dalam aksi mogok makan itu atau apakah aksi itu sudah berjalan.
Seorang lelaki hanya dikenali sebagai Wen yang anaknya termasuk salah satu penumpang mengulangi permintaannya untuk bertemu Dubes Malaysia.
"Kami belum memutuskan untuk pergi ke Kedutaan, namun kami meminta agar Dubes Malaysia datang dan menjawab pertanyaan keluarga serta memberi informasi. Mereka ini berahasia, mereka tidak pernah mengatakan yang sebenarnya," katanya.
Kemarahan juga menyebar lewat talian, dengan beberapa warga meminta pemerintah China untuk mengenakan sanksi kepada Malaysia atas buruknya penanganan insiden ini.
"Malaysia tahu bahwa pesawat mengubah haluan, namun masih menutupi. Tahu bahwa ia tidak berada di Laut China Selatan, namun membiarkan semua orang mencari di sana sampai beberapa hari, dan mereka masih menyembunyikan semua informasi," kata seorang pengguna laman mikroblogging Sina Weibo, "Negara yang nakal ini harus dikenai sanksi."
Penerjemah: Sri Haryati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014