Jadi yang paling kita perlu siapkan adalah bagaimana kita dalam kondisi aman, kita siap siaga menghadapi bencana. Maka paling penting melalui apa? Melalui pendidikan

Jakarta (ANTARA) - Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) Kemendikbudristek berkolaborasi bersama multipihak dalam memberikan edukasi mengenai dampak perubahan iklim melalui materi pendidikan dengan pendekatan gim (edugames) sebagai bentuk mitigasi.

Adapun kolaborasi tersebut melibatkan lembaga Predikt, ChildFund Indonesia, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Universitas Nusa Cendana (UNDANA), Charles Darwin University Australia, Harkaway Primary School Australia, serta komunitas Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dalam mengembangkan materi pendidikan dengan pendekatan edugames guna membangun kesadaran dampak perubahan iklim, sekaligus ketangguhan siap siaga bencana di kalangan peserta didik.

“Jadi yang paling kita perlu siapkan adalah bagaimana kita dalam kondisi aman, kita siap siaga menghadapi bencana. Maka paling penting melalui apa? Melalui pendidikan. Melalui proses belajar, anak dibangun kesadarannya agar harus siap siaga terhadap bencana,” kata Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Yogi Anggraena dalam kegiatan GenerAksi Journey Exhibition di Jakarta pada Kamis.

Baca juga: Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka bentuk SDM sadar perubahan iklim
Baca juga: Mahasiswa UI: Perlu edukasi perubahan iklim bagi masyarakat kota

Menurutnya, peserta didik generasi terkini sangat dekat dengan aktivitas bermain gim, sehingga sudah seharusnya pengajar dan orang tua mengubah paradigma mengenai gim yang sebelumnya dinilai kurang bermanfaat dan hanya membuang waktu.

Sebaliknya kegiatan belajar mengajar justru memerlukan inovasi dalam menyampaikan materi, khususnya membangun kesadaran peserta didik mengenai kebencanaan dan kesiapsiagaan bencana sehingga yang mereka butuhkan ialah adanya sinkronisasi antara aktivitas bermain gim dengan kegiatan belajar mengajar.

“Ini akan jadi proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Anak tidak serasa dituntut untuk mempelajari sesuatu, tetapi didorong untuk terus tertantang mencari tahu lewat tahapan-tahapan dalam gim. Alhasil, anak didorong untuk menemukan solusi dan berpikir kritis melalui permainan-permainan yang menantang mereka untuk memecahkan permasalahan,” ucapnya.

Ia juga menambahkan pihaknya sudah menyusun panduan perubahan iklim yang nantinya dapat diintegrasikan ke dalam ekstrakurikuler maupun intrakurikuler, yakni berbagai mata pelajaran yang mana sudah secara eksplisit memberikan panduan mengenai kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik untuk menyikapi dampak perubahan iklim.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024