Kisah tentang seorang pejuang HAM perempuan bernama It Martadinata, sosok yang mungkin tidak diketahui sebelumnya.
Jakarta (ANTARA) - Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meninjau pameran seni rupa patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis.

Disambut Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Megawati tiba bersama Menteri PPPA Bintang Puspayoga di halaman Gedung Galeri Nasional Indonesia pada pukul 16.45 WIB.

Tampak menyambut Megawati, di antaranya Dolorosa Sinaga, pakar hukum Todung Mulya Lubis, serta kader muda PDI Perjuangan seperti Aryo Seno Bagaskoro.

Saat tiba, Megawati langsung berjalan ke arah Monumen Penghilangan Paksa 1995-66, yang berada di halaman depan Museum Nasional.

Di hadapan monumen itu, Megawati mendapat penjelasan langsung dari Dolorosa Sinaga soal karya-karyanya.

Megawati bersama rombongan lantas menuju Monumen Pembantaian Massal Indonesia pada tahun 1965—1966.

Megawati berkesempatan menaruh bunga mawar merah di depan monumen tersebut, kemudian melangkahkan kaki untuk melihat langsung Monumen Tragedi Semanggi 1998.

Selanjutnya, Megawati bersama rombongan menuju ke dalam Museum Nasional untuk melihat lebih banyak lagi karya pameran seni rupa karya Dolorosa Sinaga.

Megawati tampak menyaksikan dengan detail karya seni milik Dolorosa Sinaga. Dia juga mendapat penjelasan soal karya-karya yang ada di dalam Museum Nasional.

Baca juga: PDIP: Hubungan Megawati sebagai pengurus BPIP dengan Jokowi harus baik
Baca juga: CSIS: Ada kecenderungan KIM Plus akan bertarung dengan PDIP di pilkada


Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Megawati melihat pameran Dolorosa dengan tema Patung dan Aktivisme.

Menurut dia, kehadiran Megawati dalam pameran ini untuk memberikan penghormatan kepada seniman, budayawan, dan pematung yang menyampaikan karya seninya lewat gagasan serta kreativitas dan semangat juang.

"Kehadiran Ibu Mega ini untuk memberikan penghormatan kepada para seniman, budayawan. dan para pematung kita yang menampilkan gagasannya penuh kreativitas dan juga mengandung semangat juang serta aspek-aspek historis untuk pembelajaran masa depan," jelas Hasto.

Sebagai informasi, pameran seni rupa patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga ini bercerita tentang karya monumen penghilangan paksa di Indonesia.

Selain itu, kisah tentang seorang pejuang HAM perempuan bernama It Martadinata, sosok yang mungkin tidak diketahui sebelumnya. Selain itu, kisah tentang 40 buruh/pekerja perkebunan.

Ada pula monumen pembantaian massal Indonesia pada tahun 1965—1966.

Pameran ini berlangsung sejak 20 Juli hingga 19 Agustus 2024 mulai pukul 09.00—19.00 WIB.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024