Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, merosot 10 poin menjadi Rp9.130/9.135 per dolar AS dibanding posisi penutupan akhir pekan lalu pada level Rp9.120/9.130 per dolar AS. "Rupiah masih dilanda sentimen negatif, sehingga koreksi harga masih terjadi, karena di pasar internal belum muncul faktor positip yang kuat untuk mendorong kenaikan mata uang lokal itu," kata Analis Valas PT Panin Bank, Jasman Ginting, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan rupiah sejak pekan lalu terus tertekan pasar, namun penurunan mata uang lokal itu relatif kecil, sehingga rupiah masih berada dalam kisaran antara Rp9.100 hingga Rp9.150 per dolar AS. Meski demikian, rupiah dinilai masih stabil bahkan mempunyai ruang untuk menguat, melihat indikator ekonomi makro Indonesia cukup stabil, katanya. Apalagi, lanjut Jasman Ginting, ada upaya dari negara negara industri maju (G7) untuk mendorong yen menguat yang harus menunjukkan membaiknya ekonomi Jepang. Namun, yen saat ini melemah terhadap dolar AS, apalagi pasar valas Jepang hari ini tutup, menyambut hari nasional, katanya. Kenaikan dolar AS terhadap yen terutama didukung oleh membaiknya data harga konsumen AS yang naik 0,2 persen dibanding perkiraan sebelumnya. Menguat harga konsumen AS itu memberikan sinyal, bahwa Bank Sentral AS (The Fed) diperkirakan tidak akan menaikkan tingkat suku bunganya, katanya. Rupiah, menurut dia masih sulit untuk bergerak, apalagi harga minyak mentah ringan (light Sweet) AS menguat, sehingga mencapai posisi 64 dolar AS per barel. Karena itu untuk penutupan sesi sore nanti diperkirakan rupiah masih negatif yang diperkirakan akan bisa mencapai level Rp9.150 per dolar AS, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006