Jakarta (ANTARA) - Ada tiga jenis kopi yang dibudidayakan dan diekspor dari Indonesia. Tiga kopi itu adalah arabika, robusta dan liberica, yang ketiganya memiliki profil rasa yang khas sesuai tergantung daerah tumbuhan kopi itu berkembang biak. 

Karakter kopi liberica umumnya tumbuh di dataran rendah mulai dari ketinggian 0 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga 500 mdpl. Kecuali, satu yang tumbuh di dataran tinggi berkisar 600 sampai 1.000 mdpl yaitu kopi kota waringin asal Kalimantan.

Sedangkan kopi robusta tumbuh di dataran yang lebih tinggi yakni antara 400 sampai 1.500 mdpl.

Kemudian kopi arabika merupakan kopi yang tumbuh di dataran tinggi berkisar 1.000 hingga 1.800 mdpl. Kendati ada juga jenis arabika yang bisa tumbuh di dataran yang lebih rendah berkisar 600 hingga 1.400 mdpl seperti kopi pupuan asal Bali, ijen raung (Jawa), dan simalungun (Sumatera).

Salah satu jenis kopi yang terkenal dari Indonesia adalah kopi mandheling yang berjenis arabika berasal dari daerah Mandailing, Sumatera Utara. Selain kopi mandheling, ada juga kopi gayo yang berjenis arabika berasal dari daerah Aceh. Kemudian kopi toraja yang berjenis arabika dari Sulawesi Selatan.

Selain ketiga jenis kopi tersebut, masih banyak lagi jenis kopi lainnya yang berasal dari Indonesia, seperti kopi lintong berjenis arabika dari Sumatera, dan kopi kintamani berjenis arabika dari Bali.

Berikut jenis-jenis kopi Indonesia:
  1. Arabika Sumatera (Aceh gayo, Sidikalang, Simalungun, Samosir, Mandheling, Kerinci, Lintong)
  2. Liberika Sumatera (Rangsang Meranti, Tungkal Jambi)
  3. Robusta Sumatera (Semendo, Lampung)
  4. Arabika Jawa (Java Preanger, Ciwidey, Puntang, Sindoro Sumbing, Jampit, Ijen Raung)
  5. Robusta Jawa (Temanggung)
  6. Arabika Bali dan Nusa Tenggara (Pupuan, Kintamani, Bajawa, Sokoria)
  7. Robusta Bali dan Nusa Tenggara (Tambora, Wae Rebo)
  8. Liberika Kalimantan (Kubu Raya, Kota Waringin)
  9. Arabika Sulawesi (Toraja, Benteng Alla, Enrekang)
  10. Robusta Sulawesi (Pinogu)
  11. Arabika Papua (Nabire, Dogiyai, Cartenz, Baliem Valley)

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024