Jakarta (ANTARA) - Kota Jakarta mengalami deflasi -0,06 persen pada Juli 2024 setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,12 persen (month to month/mtm).
 
"Dari sisi perkembangan harga, Jakarta mencatat deflasi -0,06 persen (mtm) pada Juli 2024 setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,12 persen (mtm)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, Arlyana Abubakar di Jakarta Pusat, Kamis.

Angka deflasi ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan rerata historisnya dalam tiga tahun terakhir yang mencatatkan inflasi sebesar 0,23 persen (mtm).
 
Arlyana menyebutkan, deflasi Juli 2024 karena menurunnya harga beberapa komoditas utama seperti daging ayam ras, cabai merah, tomat, bawang merah dan bawang putih yang didukung oleh peningkatan pasokan dari wilayah sentra.
 
Deflasi lebih lanjut tertahan oleh peningkatan harga cabai rawit yang disebabkan mulai masuknya periode tanam serta gangguan hama pada beberapa wilayah sentra.

Baca juga: Konsumsi rumah tangga berkontribusi besar di perekonomian Jakarta 2024
 
Jika dilihat dari perkembangan harga terkini dari Informasi Pangan Jakarta, kata Arlyana, daging ayam ras mengalami penurunan harga sebesar 2,11 persen (mtm) pada Juli 2024 didukung peningkatan pasokan dan penurunan harga ayam broiler (livebird).
 
Selanjutnya, harga cabai merah mengalami penurunan sebesar 12,64 persen (mtm), didorong oleh peningkatan pasokan dari wilayah sentra.

Bawang merah mengalami penurunan harga sebesar 25,13 persen (mtm), didorong oleh periode panen yang sedang berlangsung pada wilayah sentra sehingga meningkatkan pasokan.
 
Di sisi lain, komoditas cabai rawit menahan inflasi lebih lanjut dengan mengalami peningkatan harga sebesar 32,08 persen (mtm) disebabkan mulai masuknya periode tanam dan serangan hama di beberapa wilayah sentra.

Baca juga: Lapangan usaha jasa keuangan dorong pertumbuhan ekonomi Jakarta
 
Peningkatan biaya SMA dan SMP juga menahan deflasi Jakarta, sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru bagi anak sekolah.
 
Arlyana menjelaskan, deflasi Jakarta pada Triwulan II 2024 tertahan oleh inflasi pada kelompok pendidikan, penyediaan makanan dan minuman (restoran) dan kelompok transportasi.
 
Kelompok Pendidikan mencatat inflasi sebesar 0,73 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (0,00 persen mtm). Inflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh peningkatan uang SMA dan SMP.
 
Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran mencatat inflasi sebesar 0,37 persen (mtm), meningkat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (0,00 persen, mtm).

"Inflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh peningkatan harga makanan jadi seperti ayam goreng dan es," ujar Arlyana.

Baca juga: Jakarta masih sangat prospektif jadi tujuan investasi
 
Arlyana mengungkapkan, meski tidak setinggi inflasi pada bulan sebelumnya, kelompok transportasi mencatat inflasi sebesar 0,08 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,43 persen (mtm).
 
"Inflasi pada kelompok ini didorong oleh masih tingginya biaya operasional maupun non operasional dari maskapai penerbangan," kata Arlyana.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II 2024 tumbuh sebesar 4,90 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya, yakni 4,78 persen yoy.
Baca juga: Konsumsi rumah tangga Jakarta tumbuh pertanda daya beli terjaga

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024