Pemerintahan nanti mungkin akan meningkatkan belanja infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menjadi Rp11.287 per dolar AS.

"Rupiah kembali menguat menyusul masih masuknya dana asing ke dalam negeri di tengah spekulasi bahwa program pemerintahan baru nanti akan sesuai ekspektasi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, eforia politik masih terasa di pasar keuangan, pemerintahan mendatang nanti diperkirakan mendorong sektor infrastruktur, konstruksi, hingga kesehatan masyarakat akan lebih baik.

"Pemerintahan nanti mungkin akan meningkatkan belanja infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat," kata dia.

Ia mengatakan bahwa meski apresiasi rupiah yang terlalu cepat bisa memicu kekhawatiran karena dapat membebani ekspor, namun arus masuk yang kuat akan terus mendatangkan keuntungan di pasar keuangan.

Ia menambahkan bahwa penguatan rupiah juga tidak terlepas dari kebijakan struktural yang telah dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia di antaranya dengan mengurangi ketergantungan impor minyak, dan barang-barang tidak penting lainnya.

"Beberapa kebijakan struktural itu juga diperkirakan cukup efektif menjaga tingkat inflasi yang stabil pada tahun ini," kata dia.

Sementara itu Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa pada dasarnya ada dua ekspektasi yang membentuk laju perekonomian Indonesia ke depan yakni politik dan ekonomi.

"Jika Presiden mendatang sesuai dengan ekspektasi pasar maka aliran investasi akan kembali masuk ke Indonesia," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014