New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB), karena pasar mengesampingkan kekhawatiran gangguan pasokan energi Eropa Barat setelah Krimea dalam referendum yang disengketakan memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia.
Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman April, mengakhiri perdagangan pada 98,08 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, turun 81 sen dari penutupan Jumat (14/3), lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei turun 1,97 dolar AS menjadi 106,24 dolar AS per barel di perdagangan London, tingkat terendah sejak awal Februari.
"Denyut pasar saat ini menunjukkan sebuah pandangan konsensus bahwa minyak dan gas akan terus mengalir, sekalipun secara langsung melalui Ukraina," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Uni Eropa dan Amerika Serikat pada Senin menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap para pejabat Rusia dan Ukraina yang dianggap bertanggung jawab atas keputusan pemisahan diri semenanjung Krimea yang telah mengipasi perselisihan terburuk Timur-Barat sejak Perang Dingin.
Sementara otoritas separatis Krimea bergerak terhadap perusahaan-perusahaan energi dalam nasionalisasi pertama mereka setelah memutuskan semua milik negara Ukraina akan ditransfer ke kepemilikan Krimea.
Fawad Razaqzada, analis di pedagang Forex.com, mengatakan beberapa pasar merasa lega bahwa sanksi ekonomi tidak ditujukan untuk pemerintah Rusia.
"Lagi pula, itu tidak dalam kepentingan Eropa untuk memberlakukan pembatasan ekspor energi Rusia mengingat fakta bahwa mereka memasok sekitar sepertiga dari kebutuhan minyak dan gas Uni Eropa," katanya.
Evans, analis Citi Futures, mencatat bahwa produksi minyak Libya telah turun lagi karena negara itu kesulitan dengan blokade terminal-terminal minyak timur oleh para pemberontak sejak Juli tahun lalu, memotong ekspornya dari 1,5 juta barel per hari menjadi 250.000 barel.
"Pasar tampaknya telah menghargakan ekspor minimal," katanya.
Pada Senin pasukan SEAL angkatan laut AS menangkap sebuah kapal tanker minyak yang telah dimuati minyak mentah di pelabuhan yang dikuasai pemberontak di Libya timur dan melarikan diri ke laut, atas permintaan dari Libya dan Siprus. Komando angkatan laut membawanya ke sebuah pelabuhan Libya, Departemen Pertahanan AS mengatakan, tanpa mengidentifikasi tujuannya.
Pedagang sedang menunggu hasil pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve pada Rabu. Bank sentral AS diperkirakan akan terus memangkas program stimulus besar-besarannya di tengah pemulihan ekonomi secara perlahan, konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014