Sepang (ANTARA News) - Polisi tengah menyelidiki kemungkinan pilot Malaysia Airlines penerbangan MH370 melakukan misi bunuh diri, kata penjabat Menteri Perhubungan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein seperti dikutip The Star online.
Berbicara pada sebuah jumpa pers di Hotel Sama-Sama, Hishammuddin mengatakan polisi sedang menyelidiki kemungkinan tersebut.
Dia menolak mengatakan apakah dari 227 penumpang dan 12 awak ada yang menghadapi masalah pribadi. "Tidak saya tidak bisa mengatakannya untuk sementara ini," kata Hishammuddin.
Dia mengatakan pemerintah tidak akan menahan informasi apa pun yang dapat membantu penyelidikan, namun tidak akan mempublikasikannya sampai semuanya terverifikasi.
Terungkap juga bahwa sistem data pesawat atau Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS) telah sengaja dimatikan beberapa saat setelah di atas Kota Baru, sedangkan transponder dimatikan dekat Igari.
Pada jumpa pers itu juga CEO Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya mengungkapkan transmisi terakhir dari ACARS adalah pada pukul 01.07 dini hari tanggal 8 Maret, namun tidak diketahui kapan ACARS dimatikan. ACARS tidak memancarkan sinyal 30 menit sebagaimana sebelumnya diprogramkan.
Penyelidikan awal juga memperlihatkan bahwa yang menyampaikan komunikasi terakhir dengan menara pengawas pesawat adalah co-pilot. Komunikasi pilot terakhir berlangsung pada pukul 01.19 dini hari.
Ahmad Jauhari juga mengatakan tes psikologis dan psikomotoris adalah prosedur standard untuk rekrutmen pilot.
Sebelumnya dia ditanyai apakah MAS akan meningkatkan standard tes psikologis bagi pilot setelah hilangnya MH370 pada 8 Maret itu.
"Para pilot mesti lulus ujian itu. Dalam perkara lulus itu, kami tentunya akan mempelajari ini semua dan melihat jika kami bisa memperkuat dan memperketat semua dari berbagai macam syarat masuk," kata dia seraya menambahkan bahwa Malaysia Airlines kini berada pada Kode Tango, yang berarti memperketat semua pengamanan.
Pencarian pesawat hilang ini memasuki fase baru yang dramatis setelah Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak untuk pertama kalinya mengakui Sabtu lalu bahwa pesawat itu sengaja menyimpang dari rutenya, dan bisa saja terbang sampai sejauh Kazakhstan di Asia Tengah atau ke selatan ke Samudera Hindia.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014