Sanaa (ANTARA) - Hujan lebat dan banjir telah menewaskan sedikitnya 39 orang di Yaman utara selama 24 jam terakhir, demikian laporan otoritas kesehatan setempat pada Rabu (7/8).

Dari korban tewas tersebut, 30 orang di antaranya berada di Provinsi Hodeidah dan sembilan orang di Taiz, ujarnya.

Hampir 500 keluarga di Hodeidah terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah terjebak banjir yang kian meninggi, sebut otoritas kesehatan itu.

Sementara itu, media Houthi melaporkan bahwa puluhan warga terluka dan lima orang lainnya masih belum ditemukan di Hodeidah akibat banjir parah yang terjadi pada Rabu pagi waktu setempat.

Banyak lembah di wilayah tersebut tidak dapat diakses, sehingga mengisolasi masyarakat dan menghambat upaya penyelamatan, lapor media Houthi, seraya menambahkan bahwa bencana alam tersebut juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan properti.

Pada Jumat (2/8) lalu, banjir bandang menewaskan 15 orang dan berdampak pada sekitar 10.000 penduduk di Distrik Maqbanah, Taiz, menurut laporan yang dirilis oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA)

Pusat Meteorologi Nasional Yaman telah mengeluarkan peringatan akan kemungkinan berlanjutnya hujan badai di seluruh negeri, menyarankan masyarakat untuk menjauhi jalur banjir.

Yaman telah terlibat dalam konflik yang menghancurkan sejak akhir 2014, ketika Houthi menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah negara itu. Gencatan senjata yang dimediasi oleh PBB pada April 2022 membuat tensi permusuhan berkurang signifikan, tetapi negara itu terus bergulat dengan tantangan ekonomi yang parah dan perpecahan politik.

Bencana alam yang terjadi baru-baru ini dikatakan menambah tantangan yang dihadapi oleh masyarakat yang sudah bergumul dengan kemiskinan yang meluas, malanutrisi, dan terbatasnya akses ke layanan dasar. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024